Tuesday, December 27, 2011

Menulis di Media Massa, Siapa Takut!

Sore tadi (20 Desember 2011 yang lalu sih) ngobrol dengan Mbak Anne tentang kiat menulis, eh doi curhat panjang lebar, mulai dari cerpen, novel, fanfiction, cerbung, sampe nulis berita. Mbak Anne ini seorang penulis lepas di bberapa majalah, kolumnis, cerpenis, blogger, tapi redaktur tetap di Koran swasta juga. Gue mau sedikit berbagi tentang obrolan gue dengan doi tadi, terutama yg tentang menulis di media massa, sekarang lumayan favorit. Sekaligus pengen membangkitkan passion menulis generasi muda sekarang, menulis yang bukan sekedar menulis. Menulis juga bisa menghasilkan.


Kita tau sekarang media massa menjamur, entah itu cetak atau elektronik. Lahan subur buat loe-loe yang kreatif dan pengen cari pengalaman. Salah satunya dengan..."MENULIS". Sesuai tema, khususnya menulis di media massa. Banyak orang beranggapan menulis di media massa itu sulit, tidak sedikit pula yang beranggapan sebaliknya. Tidak mudah untuk menilai mana yang benar atau mana yang salab. Bisa jadi keduanya benar. Atau malah..gampang-gampang sulit, sulit-sulit gampang. 


Maksudnya, menulis di media massa emang gak mudah tapi bukan berarti sulit melulu sehingga mustahil orang melakukannya. Kalau kita mengakui unsur kesulitannya, mau mendekatinya, merangkulnya (jiehh) dan selalu mencoba, maka lama-lama juga akan terasa gampang. Sebaliknya, kalo kita terlalu 'nggampangke', maka justru akan menjadi sulit karena tidak bakal menghasilkan apa-apa, berhenti di tempat, istilahnya stagnan. Jadi, menulis di media massa itu bisa jadi gampang, bisa juga jadi sulit, tergantung masing-masing orang menganggap dan menyikapinya. Yang pasti, memang tidak mudah mengubah yang sulit menjadi gampang dalam sekejap. Butuh proses dan waktu yang tidak sebentar. 


Faktanya, mereka yang kini berhasil menulis di media massa dengan gampang pasti pernah mengalami kegagalan, kesulitan dan masa-masa sulit. Kemudahan yang didapat bukan hadiah gratis yang jatuh dari langit kayak duren runtuh gitu, tapi hasil kerja keras yang tidak kenal berhenti. Ehm, juga berkat kmauan untuk mmbekali diri dengan perlengkapan yang memadai berupa teknik penulisan dan kejelian mencari bahan. 


Jadi, tiga hal menurut Mbak Anne yangg harus diakrabi kalo pengen berhasil menulis di media massa. Apa aja?
1. Teknik penulisan, 
2. Isi, dan yg gak kalah pentingnya 
3. Kontinyuitas. 
Ketiganya mjd bekal utama bagi para penulis, khususnya media massa. Intinya, ingin memberi gambaran kalo menulis gak cuma nulis aja, kalo disalurkan dengan tepat, bisa membawa hoki. SO jangan berhenti menulis apalagi takut menulis!! Tuangkan ide-ide segarmu, pemahaman brilianmu dan semua tentang hidup, mimpi, cita dan harapan dalam sebuah karya! Pasti dan semoga bisa bermanfaat jika kita menempatkannya dengan tepat.


"Ambisi tidak akan pernah menghasilkan apa-apa sampai ia dipadukan dg kerja keras." 

Wednesday, December 21, 2011

Mencoba Kepo Seputar Manusia = Teknologi

Muncul dalam benak gue pertanyaan-pertanyaan seputar teknologi. Selalu lewat twitter, yang gue anggap sebagai media sosial yang lumayan terbuka. Berawal dari tweet "Dalam keadaan 'sibuk', blackberry adalah benda yang 'paling' membuat gue gak produktif sepanjang masa", kemudian muncul pemikiran-pemikiran bahwa fenomena yang terjadi saat ini baik dikalangan generasi muda maupun yang sudah 'tua'. Blackberry yang merupakan produk dari teknologi menjadi semacam 'trigger point' baru dalam kultur masyarakat kita dewasa ini. Bagaimana tidak, jika kita melihat kenyataan bahwa orang menganggap bahwa teknologi (blackberry) sudah menjadi kebutuhan pokok yang mendasar dan harus mereka penuhi untuk mendukung kehidupan mereka.


Kemudian apa dapat kita simpulkan bahwa manusia saat ini sudah menjadi budak teknologi, yang notabene merupakan hasil dari budaya manusia itu sendiri? 
Ehm..pikiran gue sih gak sejauh itu, cuma disini muncul banyak pertanyaan yang semoga bisa menjadi perenungan bagi kita semua, yang sudah mulai terbuai dengan indahnya dunia teknologi tanpa mengurangi fungsionalitasnya.


Pertanyaan (renungan) untuk kita semua, Manusia = Teknologi ?

  • Teknologi = produk budaya manusia. Benarkah?
  • Kalo yang terjadi sebaliknya gimana? Manusia = produk teknologi?
  • Mungkin lebih tepatnya, manusia = korban teknologi ?
  • Atau...teknologi = mengorbankan manusia ?
  • Ehm...gimana kalau, manusia = mengendalikan teknologi / teknologi = mengendalikan manusia ?
  • Teknologi yang salah kaprah maksudnya gimana? Apa sama dengan struktur bahasa yang sudah kaprah? Apa hubungannya?
  • Hubungan antara manusia dan teknologi = pembeli dan pedagang ?
  • Pembeli menuntut kualitas terbaik, pedagang nyari untung = manusia dan teknologi ?
  • Kalo, manusia dan teknologi = budak dan majikan, hubungannya gimana ?
  • Doktrinasi teknologi pada manusia itu seperti apa ? 
  • Teknologi = tuntutan / teknologi = menuntut ? Manusia = penonton ?
  • Manusia = buta teknologi / teknologi = membutakan manusia ?
  • Manusia = tidak bisa hidup tanpa teknologi / teknologi = mati tanpa manusia ?
  • Teknologi = perkembangan zaman / manusia = perkembangan teknologi ? Jadi, manusia tidak bisa lepas dari teknologi ?
  • Teknologi = membutakan manusia. Buta = tidak melihat / tidak mau melihat ?
  • Teknologi = kebutuhan ? Perlu tinjauan lebih lanjut sepertinya mengenai definisi teknologi.
Beberapa respon dari tweeps (istilah untuk pengguna twitter)
  • Teknologi itu berkembang sesuai kebutuhan manusia, artinya teknologi ada karena manusia butuh.
  • Teknologi membutakan manusia.
  • Teknologi mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat.
  • Manusia = budak teknologi.
  • Teknologi membutakan manusia (tidak melihat bukan tidak mau melihat), kalu tidak mau melihat terlihat sengaja. (?)
  • Masyarakat sudah terdoktrinasi oleh teknologi.
  • Dalam teknologi tidak ada yang dibutakan atau membutakan. Mati tanpa teknologi itu salah. Semua tergantung kebutuhan.
  • Dan respon-respon lain yang gue pikir mirip-mirip dengan yang diatas. Intiya sama.
Topik ini tanpa kesimpulan. Silakan menyimpulkan sesuai dengan pemahaman (pribadi) masing-masing. Semoga bisa jadi (pe) renungan untuk kita semua. Salam technooo...

Monday, December 19, 2011

Tweet tentang Mimpi

Meng RT (baca: retweet) tweet sendiri, semoga bisa jadi motivasi untuk siapa saja yang baca. Tweet-tweet ini dari akun gue sendiri, @amberrtrixx, siapa saja yang baca ini langsung follow ya, hehe (ngarep). Inti dari tweet-tweet di bawah ini adalah agar kita tidak menyepelekan mimpi, mengembangkan kreativitas lewat mimpi, jangan takut untuk bermimpi setinggi apapun itu, berusaha dengan semaksimal mungkin untuk mewujudkannya dalam dunia nyata kita...

Antara proses dan hasil, setiap orang punya relativitas pilihan, mana yg lebih diutamakan ssuai dg kepentingannya.

Orang-orang sukses adalah para pemimpi besar. Mereka yg mnjadikan mimpi sbg motivasi dan berusaha mwujudkannya di dunia nyata.

Mimpi adl refleksi alam bawah sadar kita yg seringnya bisa menembus lintas dimensi dan waktu.

Kita bisa melakukan sesuatu yg mungkin tidak pernah kita pikir bisa utk melakukannya di dunia nyata, tapi bisa terealisasi dalam mimpi.

Jika kita bisa mengoptimalkan kinerja alam bawah sadar kita, percaya atau tidak itu akan menjadi salah satu kelebihan tersendiri.

Kita bisa mengeksplorasi alam bawah sadar kita melalui mimpi. Mencoba menembus batas2 kewajaran dunia nyata.

Hidup manusia dikendalikan 30% alam sadar dan 70% alam bawah sadar yg belum bisa kita eksplorasi secara maksimal.

Refleksi alam bawah sadar yg sering kita sadari ya itu, mimpi. Pernah kan mengalami apa yg disebut dejavu? Kita mengalami kejadian di dunia nyata dan merasa kalo kita pernah mengalaminya di waktu lain, tp dimensi berbeda (dg kejadian sama persis). Itu hal yg wajar, tidak perlu dengan penjelasan mistis atau takhayul. Penjelasaanya yaitu td ttg refleksi alam bawah sadar. Gue yakin stiap org pernah ngalamin dejavu. Biasanya brhubungan dg peristiwa yg telah dialaminya ataupun sesuatu yg dipikirkan scara intens.Itulah kaitannya dg masa depan kita.

Jika kita memikirkan masa depan kita itu baik, secara intens, bukan tdk mungkin kita bisa melihatnya dalam dimensi lain, baik secara sadar ataupun tidak.

Yg jadi masalah, kita seringnya juga selalu memikirkan masa lalu kita shg gambaran masa depan kadang terlihat 'kabur' atau samar.

Ada istilah mngatakan, 'masa lalu kita adalah gambaran masa depan jita', menurut gue sih itu gak sepenuhnya benar/salah.

Mgkin tepatnya,"Masa lalu adl pngalaman hidup sdangkan masa depan adl apa yg kita pikirkan saat ini utk kita yg akan datang".

Orang2 besar semacam Einstein, Plato, Archimides, mereka sebenernya adl orang2 melow dan 'pemimpi ulung'. Tapi mereka kritis thd mimpi2nya, punya usaha yg luar biasa utk mwujudkannya, punya passion yg amat sangat utk masa depannya. Hingga ketika ia melamun dibwah pohon apel kejatuhan buah apel kemudian ia berpikir..kenapa buah itu menjatuhinya? Dia berpikir kenapa buah tsb jatuh kebawah? Apakah kalo dibawa ke luar angkasa buah tsb jika dijatuhka jg mngalami Hal yg sama? Karena memikirkan hal2 tersebutlah akhirnya dia menemukan hukum gravitasi yg (paling tidak) sampe skrang masih bermanfaat utk kita.

Intinya jangan berhenti memikirkan masa depan, sesederhana apapun itu, dan jangan berhenti utk berusaha mewujudkannya.

Terakhir, jangan takut utk bermimpi, jangan sepelekan mimpi, bermimpilah utk masa depan kita yg terbaik. :)

Sekarang, mari kita praktikkan. Mulai bermimpi. (baca: tidur) let's dream for our best future. :D
Semoga bermanfaat, untuk saya sendiri khususnya, dan untuk pembaca semua...

Memikirkan Mimpi yang...

MIMPI, sudah lama sepertinya tidak memikirkan mimpi-mimpi nih. Bukan karena saya tidak punya mimpi tapi lebih karena (mungkin) saya terlalu larut dalam mimpi itu sendiri. Maksudnya? Selalu deh benci kalo udah muncul pertanyaan gini. Kenapa sih orang selalu minta penjelasan terhadap apa yang kita bicarakan (atau) yang kita pikir? Tapi ya sudahlah, ini juga gunanya berargumentasi.

Masalah yang tadi nih, akhir-akhir ini saya (merasa) terlalu larut dalam mimpi itu sendiri tanpa memikirkannya. Bisa dikatakan juga 'terlalu memaksakan untuk menjadi apa yang ada di mimpi itu tanpa memikirkan cara untuk mewujudkannya'. Tragis. Miris. Ironis. Merasa bodoh? So pasti, kasarnya 'gue sih gak munafik buat sadar diri, daripada membohongi diri sendiri, kan?'. Akhir-akhir ini saya cuma berperan sebagai 'aktor' dalam mimpi sendiri. Tidak ada usaha untuk me-realisasi-kannya. Terlebih lagi, mimpi-mimpi itu mungkin hanya bayangan semu dan samar yang ada dalam negeri-negeri dongeng. Bodohnya aku...

Tapi, sekarang aku terbangun dari mimpi dan tidur panjangku. Semoga demikian. Aku mulai sadar, tidak ada mimpi yang bisa terwujud tanpa usaha dan 'kerja cerdas'. Sekarang, ketika dunia ini sudah kembali membangunkan bayangan-bayangansemu itu, justru aku sendiri merasa begitu kecil, lengah dan canggung. Aku tetap bersyukur, paling tidak 'aku sudah terbangun'. Mimpi-mimpi semu itu sudah tidak (akan) lagi menghantuiku.

Bismillah, dengan segala niat baik, semoga hari baru ini menjadai langkah baru hidup yang lebih baik pula. Masa lalu tetaplah jadi masa lalu. Aku bukan orang yang percaya bahwa masa lalu adalah gambaran masa depan kita. Masa depan adalah refleksi dari apa yang kita pikirkan saat ini dan kemauan kita untuk berusaha mewujudkannya di masa yang akan datang.

NB. Gue? labil maksimal, antara penggunaan Aku, Saya dan Gue, akhirnya semuanya dipake, (haha...)

Friday, December 16, 2011

Tips Sehat dan Aman Ngupil


TIPS sehat dan aman ngupil. (Ngupil, ini kata baku sesuai dengan KBBI gak ya? Apakah kata tersebut merupakan bahasa daerah, ataukah bahasa tidak daerah?? Jadi bingung. Kembali ke topik aja deh, walaupun tak penting);
  1. BERSIHkan jari yang akan digunakan untuk ngupil. Kalau perlu cuci dengan sabun atau deterjen, keringkan, tak perlu disetrika.
  2. Gunakan JARI yang sesuai dan memadai serta proporsional. Cukup pakai satu jari untuk satu lubang hidung, hindari ngupil pada kedua hidung dengan kedua jari sekaligus, sementara tiga jari lain pada tangan yang sama masuk mulut. Ini sungguh ADEGAN yang berbahaya karena akses napas bisa terganggu.
  3. Pastikan ngupil di TEMPAT yang tepat, yaitu bukan ngupil pada hidung orang lain. Apalagi lobang idung buaya. BAHAYAAAAAAA!!!
  4. Jangan GUNAKAN ibu jari atau jempol untuk ngupil, apalagi jempol kaki. BUSET! soak mampus idung lo!
  5. PILIH lokasi yang tepat bagi hasil aktivitas ngupil. Usahakan untuk tidak meletakkannya (lagi) pada rongga hidung, apalagi pada rongga mulut. *langsung cobain*
  6. Hindari nyicip upil yang didapat, karena perbuatan ini (mungkin) dapat MENYEBABKAN ketagihan pada jangka waktu tertentu, sekaligus dapat merusak moral bangsa.
  7. Bila PERLU, isi ulang upil demi keberlangsungan dan kelestarian hidung. Isi ulang secara rutin dan sesuai dapat menjaga kondisi optimal ngupil pada kesempatan selanjutnya.



Peringatan (dan ide) penulis:
  • Mari kita galakkan kegiatan rutin ngupil sehat berjamaah setiap saat.
  • Gerakan ngupil berjamaah mungkin dapat memecahkan rekor dunia.
  • :D

Thursday, November 24, 2011

Fenomena Manusia Abad 21 (Part I, sebuah pengantar)


Akankah Neutrino Menggugurkan Einstein?
"JENEWA, KOMPAS.com - Adanya partikel yang bisa bergerak melebihi kecepatan cahaya tampaknya semakin bisa dibuktikan. Laboratorium Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir (CERN) baru saja melakukan eksperimen ulang tentang kecepatan gerak neutrino.
Hasil eksperimen tentang pengukuran kecepatan neutrino pertama kali diumumkan September 2011 lalu. Hasil menunjukkan bahwa neutrino bergerak 20 per 1 juta lebih cepat dari kecepatan cahaya. Para ilmuwan melakukannya dalam program Oscillation Project with Emulsion-tRacking Apparatus (OPERA), dengan cara menembakkan neutrino dari laboratorium CERN di Jenewa ke Gran Sasso National Laboratory, Italia, menempuh jarak 730 kilometer di kedalaman 1400 meter di bawah tanah.
Hasil penelitian itu membuat geger karena selama ini dunia fisika meyakini, sesuai pendapat Albert Einstein, bahwa tak ada partikel yang bergerak melebihi kecepatan cahaya yang sebesar 299.792 kilometer per detik atau dibulatkan menjadi 300.000 km per detik. Beberapa kalangan ilmuwan menanggapi skeptis.
Ekeperimen ulang yang telah mendapatkan hasil sesuai eksperimen awalnya. CERN mengumumkan hasil eksperimen ulang ini pada Jumat (18/11/2011) lalu. Mereka mengatakan bahwa eksperimen ulang dilakukan dengan jauh lebih teliti. Ilmuwan benar-benar melihat waktu awal saat neutrino mulai ditembakkan.
"Pengukuran detail dan melihat implikasi yang mendalam dalam fisika, membutuhkan ketelitian yang tinggi. Hasil postif membuat kita makin percaya diri," kata Fernano Ferroni, predisen Institut Penelitian Fisika Nuklir Italia seperti dikutip AP, Jumat
Dengan hasil penelitian ini, kemungkinan kebenaran hasil penelitian CERN semakin bisa dibuktikan. Jika satu saja lembaga penelitian di luar CERN yang berhasil melakukan eksperimen analog dan mendapatkan hasil yang sama, maka keberanaran tentang neutrino bisa dibulatkan dan implikasinya akan menggugurkan pendapat Einstein. Akankah neutrino menggugurkan Einstein?

Saya ingin melihat fenomena tersebut bukan untuk menganalisis, mengomentari atau bahkan membantah. Sekedar dalam taraf pemahaman saya sebagai orang sosial. Dunia sains adalah lembah dan hilir dari kehidupan alam jagat raya ini. Jika kita telisik lebih jauh, bagaimana segala gejala alam yang terjadi di alam ini seolah-olah selalu ingin dibuktikan secara ilmiah. Siapa pelakunya? Manusia. Benar, makhluk satu ini memang sebagai makhluk badani yang tidak dan selalu merasa ingin tahu. Pada hakikatnya memang demikian.

Relativitas setiap manusia memang berbeda dari tingkat kecenderungannya dalam menangkap dan memahami suatu fenomena. Ada yang hanya melihat segala hal dengan cara membuka mata saja, ada yang merasakannya sebagai sebuah komunikasi spiritual, ada pula yang memahaminya secara kontekstual. Kemudian pada taraf yang lebih implisit, mereka yang memahami segala gejala dengan semua indera yang dimilikinya.

Kepuasan. Satu hal yang tidak pernah manusia dapatkan di dunia ini. Tidak pernah satu orang pun di dunia ini yang akan merasa puas dengan apa yang ada dalam dirinya. Selalu meras kurang dan menuntut lebih. Itulah manusia. Mengapa saya mengambil artikel tentang eksak di atas padahal yang saya bicarakan justru menyimpang jauh dari penemuan terbaru CERN di atas. Sebuah anomali tengah berlangsung di sini. Ketika seseorang menganggap teorinya tak terbantahkan oleh argumentasi apapun, betapa mereka di luar sana tengah berjuang untuk mematahkan korelasi tersebut.

Terus belajar, dan .... (isi sesuai pemahaman masing-masing)

Wednesday, November 23, 2011

Fenomena di Sekitar Kita: Ibukota, Begitu Dekat (Perjalanan Kampung Rambutan-Karawang Part II)

Ngepost lagi! Menuangkan ide yang kemarin sempet terputus di Part I karena peralihan topik pembicaraan. Topik pembicaraan yang tentang perjalanan gue dari Kampung Rambutan-Karawang dengan armada bus Agra Mas yang...ehm...cukup mengesankan dan menggelinjangkan (oke ini lebay lagi).

Di Part I yang sebelumnya kemarin kan gue udah nyeritain atau lebih tepatnya memamparkan tentang fenomena angkutan kota di ibukota tercinta ini. Nah sebenernya bukan itu yang mau gue omongin. Tapi ini tentang seseorang, sesosok manusia yang cukup menggetarkan penumpang yang satu bus dengan gue waktu itu. Bukan dilihat penampilannya atau gayanya, yah karena emang penampilannya biasa saja laiknya pengamen jalanan.

Bukan, bukan pengamen. Orang itu mengaku sebagai seniman jalanan, yang tergabung dalam komunitas seniman jalanan asuhan IKJ dan ustad jefri (katanya..) Oke itu gak penting. Yang penting itu tentang materi yang dia omongin, apa yang dia paparkan tentang hakikat orang baik. Bener-bener gak nyangka orang seperti itu bisa mengungkapkan sebuah kasus pada taraf hakikatnya, bukan sekedar mengambang di permukaan tapi langsung mengena. Itu sih untuk orang yang memikirkannya, bukan sekedar masuk kuping kiri keluar kuping kanan.

Apa yang gue tangkep dari ceramahnya selama perjalanan yang memakan hampir satu jam itu terkait tentang ORANG BAIK di negeri ini. Bagaimana dia menjelaskan bahwa hakikat orang baik itu ialah orang yang bisa menyeimbangkan pola sikap BENAR dan SANTUN. Dua hal yang tidak bisa dipisahkan jika seseorang ingin dinilai baik oleh orang lain. Tidak bisa tidak. Jika dua komponen itu berjalan sendiri-sendiri, tidaklah mungkin orang bisa disebut baik seutuhnya.

Contohnya saja, orang benar. Orang yang hanya bertindak dengan mengacu pada benar dan salah saja tetapi pada pelaksanaannya tidak dibarengi dengan sikap santun, itu hanya akan mengurangi bahkan menghilangkan pemahaman masyarakat tentang hakikat kebenaran itu sendiri. Konkretnya, demo akhir-akhir ini yang dibarengi dengan tindakan anarkis. Apa yang para demonstran perjuangkan pada hakikatnya adalah sesuatu yang benar pastinya. Menunut perbaikan, perombakan, peninjauan ulang, pemahaman mendasar, perjuangan hak asasi, dan sebagainya. Tapi ketika dilakukan dengan cara yang tidak santun (baca: kekerasan, tindak anarkis, perusakan dsb), itu justru menurunkan empati dan pemahaman masyarakat tentang kebenaran yang mereka perjuangkan. Masyarakat justru akhirnya mengutuk tindakan anarkis semacam itu karena memang tidak dibenarkan segala sesuatu yang berbau anarkis. Apa yang didapat dari tindakan semacam itu? Sia-sia belaka, apa yang mereka perjuangkan belum tentu terwujud. Justru tindakan mereka menjadi list buruk bagi masyarakat secara umum yang tidak memahami sesuatu secara lebih dewasa dan intelektualis.

Kemudian, orang santun tapi tidak benar. Contoh nayatanya gampang di negeri ini. Para penipu, rentenir, koruptor, mafia-mafia pajak (senayan), dan para gembong-gembong bertangan besi yang merampas hak-hak rakyat kecil di negeri ini. Mereka terlihat santun dan berwibawa di depan dan luarnya. Akantetapi, di belakang dan hatinya, tersimpan niat licik, picik dan menjijikan yang tertanam karena apa yang dia jalankan samasekali tidak ada unsur kebenaran. Memang untuk kasus yang kedua ini, pelaku lebih mudah berlenggang di lingkungan masyarakat karena jabatan dan kekuasaan yang biasanya mereka punyai. Malunya jadi bangsa Indonesia ketika kita mencermati kasus-kasus semacam itu. Bagaimana mereka seolah-olah tega dan memang sudah terjadi, memakan daging darah saudara sendiri.

Ironi yang terjadi di negeri ini. Untuk kita generasi muda sudah selayaknya untuk memulai sesuatu yang baru. Menanamkan pemahaman kebaikan dengan dua komponen utama yang harus dijalani. Jangan sampai ada ketimpangan atas salah satunya.

Catatan penting! Jangan pernah melihat orang dari luarnya saja. Ketika kita melihat pengemis, pengamen jalanan yang menurut kita mungkin kurang beradab dan sejenisnya, kadang dari mereka justru kita mendapat pelajaran moral yang selama ini jarang atau tidak pernah kita dapat dalam lembaga pendidikan formal. Belajarlah dari pengalaman untuk generasi Indonesia yang lebih baik!

*Agra Mas, Kampung Rambutan-Karawang 12 November 2011


Friday, November 18, 2011

Paradoks Alami Hidup

_kembali seperti sediakala. aku suka dengan kehidupan seperti ini. kehidupan yang labil. kehidupan yang dinamis. kehidupan yang penuh dengan intrik dan masalah. mungkin orang sering berpikir, mengapa orang lain begitu santai dan begitu beruntung dengan kehidupan mereka. itu pandangan yang sama sekali salah. di satu sisi, memang tidak ada hidup yang begitu sempurna tanpa gejolak. dan apa gunanya hidup kalau begitu monoton? disisi lain orang selalu menginginkan kesempurnaan dalam hidupnya. paradoks kehidupan yang akan tetap abadi selama manusia masih menjadi penghuni dunia fana ini.

_aku tumbuh, belajar, menjalani dan mengamati dari hidupku sendiri dan sebagian dari pengalaman visual yang aku alami sendiri. setiap jengkal pengalaman begitu berarti. aku merasa begitu beruntung dan bersyukur atas semua yang sudah ataupun sedang aku alami. bersyukur, bersyukur dan bersyukur. itulah hakikat manusia di dunia. jalani yang terbaik dan semoga kita semua akan mendapat yang terbaik. wallahu alam.

_aku bersyukur masih diberi kehidupan, sgala nikmat dan berkah dari-Mu. Rabb.

Fenomena di Sekitar Kita: Ibukota, Begitu Dekat (Perjalanan Kampung Rambutan-Karawang Part I)

Semakin mengembang! Masing-masing bergerak menjauh, ingin meledak. Akhirnya ...nyungsep! Kasian. Sepertinya gue harus banyak belajar dari lo deh. Belajar melihat dunia lebih nyata dan terbuka. Bukan apa-apa karena memang gue belum begitu paham tentang itu. Oke! Kali ini gue rada bosen juga sih kebanyakan ngomongin lo, padahal gue juga gak tahu apa lo mikirin gue apa enggak. Think simple boy, uhm sekarang gue cuma mau nge-share apa yang gue denger kemarin, tepatnya ketika naik bus kota jurusan Kampung Rambutan-Karawang.

Singkat cerita, haha, kemarin itu emang gue lagi rada gak enak badan. Lemes, kehilangan banyak hal, hampir kena gejala 'tipes', lengkap deh. Jadi, gue mutusin pengen ke rumah kakak gue di Karawang buat nenangin pikiran plus istirahat nge-rileks-in badan. Karena emang gue gak bawa motor, seperti tadi gue bilang, akhirnya gue naik bus kan.

Sebenernya gak ada yang menarik dari busnya. Gue naik armada bus, sebut saja namanya 'Agra Mas', lumayan lah masih pake AC, jadi ya gak kepanasan. Bukan, bukan soal fasilitas kok yang mau gue bicarain. Ehm, tapi ngomong-ngomong soal fasilitas, kayaknya penting juga tuh disorotin. Sebagai perbandingan, bisa kita lihat ya buat temen-temen yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya. Terutama yang 'bismania' atau 'angkotmania' pasti paham apa yang mau gue omongin.

Masalah fasilitas dan kelayakan sarana angkutan kota di Jakarta sepertinya menjadi hal nomor sekian bagi para penyedia trayek angkutan. Bahkan mungkin nomor terakhir, yang penting angkotnya bisa jalan dan setoran lancar. Tanpa memerhatikan kenyamanan dan keamanan bagi penumpang yang seharusnya dan memang harus jadi tanggung jawab mereka.

Jika kita perhatikan, secara mata terbelalak menelanjangi bagaimana sistem angkutan ibukota, fenomena yang terlihat adalah; angkot yang sudah tidak layak pakai karena dimakan zaman dan usia, panas pengap dan kotor, jadwalnya tidak jelas (kadang banyak, di lain waktu nunggu sampe sejam dua jam pun gak nemu-nemu), tarif relatif murah (ini salah satu kelebihan), akhir-akhir ini angkot mulai gak aman khususnya bagi kaum wanita (maraknya tindak pelecehan seksual bahkan sampai pada tindak pemerkosaan di angkutan umum), semrawut, terlalu banyak trayek dan armada yang tersedia sangat berlebihan tanpa dibarengi dengan pelayanan yang optimal berorientasi penumpang. Dan segudang fenomena yang tentunya kita masing-masing individu bisa menilai itu tentang sistem transportasi angkutan umum ibukota.

Sebenarnya sudah banyak langkah konkret untuk mengatasi masalah tersebut. Kita lihat saja sekarang ini yang sudah dilakukan pemerintah untuk meminimalisir permasalahan ataupun dampak dari permasalahn tersebut. Diadakannya 'bus way' yang memfasilitasi masyarakat urban Jakarta dengan fasilitas angkutan massal yang nyaman, cepat dan aman. Walopun pada poin yang terakhir, dewasa ini juga mulai kita tinjau ulang lagi. Menunjuk pada beberapa kasus kebakaran armada Trans Jakarta beberapa bulan terakhir ini yang tidak cukup sekali dua kali, bisa kita memberi kesimpulan awal bahwa pengelolaan armada bus Trans Jakarta kurang optimal.

Langkah tepat yang harus dilakukan oleh semua pihak adalah; menjalin komunikasi yang intens dan potensial. Dengan langkah tersebut, jika terlaksana dengan baik oleh semua pihak, niscaya kenyamanan yang masyarakat DKI harapkan dalam hal angkutan massal bisa terwujud. Bagaimana tidak, dengan adanya jalinan komunikasi yang antar semua pihak, entah itu pemerintah, penyedia jasa layanan transportasi, pemilik hak trayek angkutan umum, penumpang dsb tentunya akan paham betul ketikamuncul gagasan tentang suatu kebijakan yang pro semua. Hal itu karena diseminasi informasi yang maksimal ke semua kalangan tanpa terkecuali.

Intinya, dalam perbaikan hal-hal yang sistematis dan rumit, mulaiah kita dengan berpikir sederhana. Memulai sesuatu dengan sederhana, jangan dilebih-lebihkan, lakukan dengan konsisten dan intens, maka akan menghasilkan suatu hasil yang maksimal.

NB: topik yang melenceng jauh dari pembicaran awal paragraf gue, tapi gak apa deh, lumayan berbagi informasi, walopun sulit dimengerti tentunya apa yang gue tulis. Jika lo bingun, gue yakin lo mikir dan oleh karena itu lo pasti akan ngerti. Berpikirlah sederhana tanpa mengurangi batas-batas kritis dan analitis, Kawan.

Wednesday, November 16, 2011

Cerita yang Menguap

Menguap! Dua hari terkapar di perasingan. Terpapar segudang masalah dan pikiran duniawi. Sebenarnya anomali pada diri gue ini sudah bermula dari kurang lebih sebulan yang lalu. Hanya saja, waktu itu mungkin belum cukup bisa untuk menerima--setidaknya memahami--keadaan yang terjadi seolah begitu cepat. Rentetan kilat dan badai elektromagnetik (oke, ini lebay) menggantung dai langit-langit hidup gue semenjak itu.

Ehm, gue gak mau juga sih terlalu detail memaparkan apa yang terjadi. Jadi, cukup banyak kata pengganti yang dipake buat ngejelasin ini semua. Tapi intinya tetep sama. Masalah dan beban yang mulai gue tumpuk sejak sebulan yang lalu cukup banyak mengganggu dan cenderung mengurangi produktivitas gue dalam hal kreativitas. Mau dibilang apa juga boleh. Bayangin aja, selama sebulan ini yang gue lakuin sebagian besar cuma merenung, memikirkan gimana perjalanan hidup gue sama lo. Sehari dua puluh empat jam dan hampir sepertiganya bahkan lebih gue pake buat itu. Ekspektasi gue ke lo sama sekali berubah sekarang. Gue mungkin bejat dimata orang. Di lain sisi, ada dorongan dari dalam yang menuntut gue untuk bersikap realistis. Masih jaman hari gini manja, cowok cengeng? Ehm, semoga itu gak ada dalam kamus gue.

Masa lalu ya biarlah. Kita cuma bisa belajar dari kesalahan. Agar supaya tentunya gak mengulanginya lagi di masa depan. Tapi buat gue sih gak begitu banyak sisi negatif bagi kita. Sebagian besar diri lo jadi sebagian besar yang lain motivasi buat gue selama ini. Itu yang gue pertahanin sampe sekarang. Dan gue juga yakin gak akan pernah bisa untuk dilupain.

Cinta, keadaan, nafsu dan kesempatan. Empat hal yang mungkin jadi kunci di cerita gue kali ini. Empat hal yang banyak memberi warna keajaiban cinta kita. Empat hal yang belum sepenuhnya mendukung hubungan kita. Sebagian dari itu, tertanam dengan sangat luar biasa di alam bawah sadar gue. Sesuatu yang gak bisa dijelasin dengan hanya 200-5000 kata. Pemaparan ilmiah pun, belum bisa menelaah lebih lanjut mengenai gejolak aliran muatan negatif-positif yang terjadi antara kita. Dua kutub yang berbeda muatan tentunya ketika didekatkan akan saling melekat. Namun di sekelilingnya tanpa kita sadari juga, banyak muatan-muatan yang diluar batas kemampuan kita untuk mengendalikannya. Justru menentang aliran negatif-positif kita.

Semua cerita tentang kita. Semua kisah tentang cinta kita. Semua hal terindah antara kita. Semua motivasi tersembunyi antara kita. Semua keajaiban yang kita ciptakan dan sama-sama kita rasakan. Semua spirit yang membuat kita menikmati indahnya hidup. Semua pelajaran yang bisa kita ambil. Semua kesalahan yang sudah kita jalani dan kita bisa memperbaikinya. Semua perjalanan hidup yang begitu mengesankan. Semua cerita tentang kita. Semua itu akan jadi satu. Satu untuk kita. Sekarang ataupun nanti. 

Thursday, November 3, 2011

Owl City, Sebuah Konser Indah


Jakarta - Untuk pertama kalinya musisi Adam Young yang lebih dikenal dengan nama Owl City menggelar konser di Tanah Air. Konser yang digelar promotor JAVA Musikindo itu pun disajikan dengan indah seperti judul album teranyar Owl City.

Jakarta diguyur hujan sejak siang hari pada Jumat (28/10/2011). Hingga menjelang waktu konser yang dijadwalkan pukul 20.00 WIB pun hujan turun dengan derasnya. Begitu pula di arena konser, Tennis Indoor, Senayan, Jakarta Selatan.

Lewat Twitter, bos promotor Adrie Subono pun menenangkan para calon penonton yang masih dijalan untuk tidak perlu terburu-buru. Owl City dengan sengaja menunda beberapa saat konsernya karena tidak mau melihat fansnya kehujanan dan sakit.

Pukul 20.19 WIB Breanne Duren yang juga anggota tur Owl City memanaskan konser. Breanne berdiri di tengah panggung dengan keyboard di hadapannya. Perempuan berambut panjang itu ternyata juga seorang solois. Suaranya juga sering eksis di lagu-lagu milik Adam. Breanne membawakan lima buah lagu dan mendapat sambutan positif dari sekitar 4.500 penonton konser.

Tepat pukul 21.00 WIB panggung pun terang benderang. Suara kicauan burung diputar. Backdrop sampul album teranyar Adam 'All Things Bright and Beautiful' pun terlihat jelas. Empat buah tiang tinggi dengan lampu moving head di bagian atas berdiri di belakang panggung.

Dua panggung kecil berada di dua sisi untuk masing-masing drum dan programming. Breanne kembali muncul sebagai kibordis dan penyanyi pengiring. Tak ketinggalan Adam juga mengajak serta Laura Musten (biola) dan Hannah Schroeder (cello) untuk menyempurnakan penampilannya.

Adam muncul dengan gimmick bermain drum. Begitu musik pembuka selesai dimainkan, Adam yang tampil sederhana dengan kaos v-neck putih, vest hitam dan celana jeans hitam robek di bagian lutut kiri langsung mengeluarkan ponselnya. Ia menyapa penonton yang tidak berhenti bersorak melihat idolanya akan memulai pertunjukan. Lagu 'The Real World' dari album teranyar Adam pun langsung dimainkan.

"Saya menunggu dua setengah tahun untuk bisa ke sini. Saya tidak pernah menyangka bisa pergi jauh dari rumah dan bisa singgah ke tempat-tempat spesial seperti Jakarta," tuturnya seraya melempar senyum.

Pria berusia 25 tahun itu membuat pembuka yang membuat penonton tercengang. Lagu-lagu miliknya yang cukup sudah dikenal publik disimpan di bagian awal. Berturut-turut 'Cave In', 'Hello Seattle' dan 'Angels' dilantunkan. Dan mengejutkan pula ketika Owl City membawakan lagu technopop mereka 'Deer in The Headlight', dengan perpaduan tiga drummer dan dua keyboardist

"Kalian semua adalah malaikat," teriaknya.

Suara kicauan burung lagi-lagi terdengar di lagu 'Bird and the Worm'. Adam mengambil gitar akustik dan lagu tersebut dipersembahkan dengan apik. Di 'Lonely Lullaby' ia memilih untuk tampil sendiri tanpa band. Suara desir angin dan jangkrik terdengar sebagai backsound ketika Adam mengakhiri lagunya.

"Ya, saya banyak membawa teman-teman saya dari Minnesota. Burung dan jangkrik, ini luar biasa," candanya.

Ia pun mengajak penonton menyanyi bersama di lagu 'Fireflies'. Ia memberikan sedikit sentuhan rock di awal lagu lalu masuk menuju intro. Penonton histeris dan berjingkrak bersama. Adam memberi kesempatan reff pertama untuk dinyanyikan oleh penonton tanpa musik.

"I'm crazy about you," teriaknya.

Selang beberapa lagu, Adam membawakan 'Galaxies' dan 'Alligator Sky' versi duetnya dengan Shawn Chrystopher. Sang teman duet tidak hadir dalam pertunjukan namun Adam tetap terlihat menikmati menyanyikan lagunya.

Konser nyaris ditutup dengan 'The Yatch Club' yang dihiasi suara hujan badai. Ternyata hanya encore. Panggung pun gelap gempita. Lampu berkedip sesekali seakan-akan menunjukkan efek kilat.

Tak lama Adam dan teman-temannya kembali ke panggung, dua lagu penutup pun dibawakan dengan cemerlang. Konser pun berakhir pukul 22.30 WIB.

Meski para penonton menyambut dengan suka cita semua lagu yang dibawakan Owl City malam itu, sing along penonton tak terlalu lantang terdengar. Owl City membawakan 21 lagu malam itu, lengkap dengan trik standar pura-pura pamit padahal panggung masih dalam keadaan siap siaga. Tapi Adam Young, musisi yang popular karena MySpace itu pun berhasil menawan hati ribuan orang yang ada malam itu di Tennis Indoor Senayan.

Secara keseluruhan Owl City menyuguhkan konser yang nyaris tanpa kata bosan. Meski sesekali sound terdengar terlalu bising karena banyaknya bunyi-bunyian yang coba diramu oleh Adam.

Tata cahaya pun sangat minimalis. Warna-warna indah tercipta dengan bantuan lampu sorot.

(Ambar-SMUI)

Cara Menyusun Esai yang Baik


1. Mengenai Esai
Esai adalah sebuah komposisi prosa singkat yang mengekspresikan opini penulis tentang subyek tertentu. Sebuah esai dasar sendiri dibagi menjadi tiga bagian: pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek; tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek; dan terakhir adalah konklusi yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subyek.
Menulis esai tidak sama dengan menulis karya tulis lain seperti makalah, opini, atau feature. Dalam menulis esai, penulis dituntut kreativitasnya tersendiri karena ia harus mampu mengungkapkan pemikiran mendalamnya terhadap suatu masalah tanpa bersikap kaku pada pembaca.  Sebuah esai ilmiah harus berisi argumen dan analisis yang jelas serta data-data yang akurat dan kredibel, tetapi dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca. Sehingga secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan, sekaligus enak dibaca.

2. Langkah Membuat Esai
Dalam menyusun sebuah esai ilmiah yang baik, penulis sebaiknya mengikuti langkah menulis esai sebagai berikut :
a. Memilih Topik
Memilih topik adalah hal pertama yang dilakukan oleh penulis. Penulis juga hendaknya menentukan apakah akan membuat esai yang merupakan tinjauan umum masalah atau tinjauan/analisis topil secara khusus. Jika ingin menganalisis topic secara khusus, topik sebaiknya dipersempit dan harus spesifik. Topik esai yang penulis sukai akan membuat esai menjadi lebih berkarakter dan kuat.
b. Membuat Outline
Outline akan membantu penulis dalam meletakkan ide-ide tentang topik dalam naskah. Esai akan menjadi lebih terorganisir, fokus, dan sistematis.
c. Menuliskan Tesis
Pernyataan tesis mencerminkan isi esai dan poin penting yang akan disampaikan oleh pengarangnya
d. Menuliskan Paragraf Pembuka, Tubuh Esai, dan Kesimpulan
Sebagai pembuka dari esai, paragraf pertama sebaiknya dimulai dengan menarik perhatian pembaca. Bisa dengan memberikan suatu informasi nyata atau data yang bisa menjadi ilustrasi untuk poin penulis selanjutnya. Penulis bisa memulai dengan anekdot untuk menggugah rasa minat baca. Pada akhir paragraf pembuka, penulis menuliskan pernyataan tesisnya.
Pada bagian tubuh esai ini, penulis menjelaskan, menggambarkan dan memberikan argumentasi secara lengkap untuk topik yang telah dipilih. Masing-masing ide penting yang penulis tuliskan pada outline akan menjadi satu paragraf dari tubuh tesis.
Kesimpulan merupakan rangkuman poin-poin yang telah penulis kemukakan dan memberikan perspektif akhir anda kepada pembaca. Tuliskan dalam tiga atau empat kalimat, tetapi jangan jangan menulis ulang sama persis seperti dalam tubuh tesis di atas.
e. Editing
Penulis hendaknya membaca ulang tulisannya dan meneliti apakah tata bahasa yang digunakan sudah tepat dan apakah kalimat satu dengan yang lain padu atau mengalir dengan lancar. Jika ada yang kurang, penulis bisa merevisi esainya. Pengeditan akan menyempurnakan bahasa esai.

Jika ingin sumber yang lain, bisa klik link ini http://lklivingston.tripod.com/essay/
Sumber: http://psaffisipui.wordpress.com/

Wednesday, October 26, 2011

Mulailah Berpikir . . .

Jika kita membahas sesuatu yang bermakna dalam hidup, tentu akan memunculkan banyak pernyataan dalam menyikapinya. Kita bisa mengeluarkan berbagai analogi kesimpulan terhadap hal tersebut. Bagi kaum seperti saya, yang awam akan ilmu dan pengetahuan, mungkin hal itu tidaklah begitu penting mengingat bahwa seberapa banyak yang bisa kita hasilkan ketika hal itu menjadi kenyataan yang tidak terelakkan.

Namun, lain halnya jika hal tersebut menjadi subjek kajian beberapa kaum scientist, filosofis dan para oemikir lainnya. tentunya akan menjadi penafsiran berbeda dalam menyikapi dan menjawab pertanyaan siapa yang bermakna dalam hidup kita. Muncul pernyataan yang mungkin lebih tepat sanggahan terhadap pernyataan pertama. Seharusnya bukan 'siapa' tapi 'apa', sehingga akan menjadi 'apa sebenarnya yang bermakna dalam hidup kita?'

Keduanya bagi saya bukan masalah karena yang menjadi perhatian bagi otak kecil saya adalah cukup berpikir sederhana tanpa mengesanmpingkan aspek kritis dalam melihatnya. Bagi saya, melihat fenomena sekarang ini sulit untuk mengatakan bahwa masih ada sesuatu yang benar-benar bermakna dalam hidup kita. Bisa dilihat bagaimana media sekarang ini begtu menggembor-gemborkan sesuatu yang begitu absurd bagi pikiran sebagian orang awam seperti saya. Bagaimana tidak, karena untuk orang-orang awam apalah artinya pemberitaan tentang kosrupsi, reshuffle kabinet, carut marut freeport yang hanya dirasakan segelintir orang, dan fenomena absurd lainnya. Bagi mereka yang lebih penting adalah bagaimana tetap survive di tengah keadaan bangsa yang begitu terpuruk sekarang ini.

Cukup riskan memang ketika saya membicarakan hal-hal sensitif demikian di ranah publik. Akantetapi, sampai kapan kita, makhluk hewan politis yang katanya paling sempurna, terjebak dalam kungkungan tempurung yang begitu besar, bangsa sendiri?

Mulailah berpikir . . . Apa yang benar-benar bermakna dalam hidupmu?

Saturday, October 22, 2011

UI Book Festival 2011

Depok - Pesan-pesan moral dalam keakraban sungguh terasa dalam serangkaian acara UI Book Festival 2011 yang berlangsung mulai 20-22 Oktober 2011 ini. Walaupun saya tidak terlibat secara langsung tapi disana saya banyak belajar. Belajar dalam banyak hal tentunya, dari mengamati persiapan, pelaksanaan sampai pada akhirnya nanti penutupan yang akan dilaksanakan hari ini.

Serangkaian acara ini diselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Indonesia. Sebagai wujud nyata kepedulian mahasiswa khususnya dalam rangka peningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui budaya gemar membaca, digagaslah kegiatan tersebut. Tidak cukup sampai disitu, kami juga mengadakan berbagai pelatihan, talkshow dan seminar berkaitan dengan dunia teknologi informasi yang semakin pesat dewasa ini.

Pada tahun ini, Book Festival mengusung tema “Read Books: Fly Your Imagination”, melalui tema ini kami ingin menantang seluruh masyarakat untuk berani berimajinasi dan mengembangkan imajinasinya. Selain itu memang kegiatan ini juga menyuguhkan berbagai acara yang pada intinya mengajak, mengampanyekan dan membudayakan gemar membaca dan literal culture kepada masyarakat. Acaranya meliputi talkshow arsip, seminar dan workshop tentang perpustakaan sekolah dan karir, lomba dongeng dan blog, dan yang tidak kalah menarik tentunya entertainment corner.

Menjadi daya tarik tersendiri juga bahwa rangkaian acara selama tiga hari ini diadakan di Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia yang baru dan di area Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI (FIB UI). Hal ini tentu menjadikan acara tidak membosankan dan juga fresh karena selain gedung perpustakaan yang baru cukup megah dan menarik untuk menarik minat dan antusias pengunjung.

Pada akhirnya, kami berharap semoga acara ini semakin baik kedepannya dan mendorong untuk menggali acara-acara yang serupa dan bermanfaat bagi generasi bangsa ini. 
x

Tuesday, October 18, 2011

Fenomena Freeport dan Jatidiri Bangsa: Sebuah Obrolan Kopi di Tengah Malam

Tiba-tiba teringat obrolan dengan teman satu kosan beberapa hari yang lalu. Obrolan yang cukup absurd, di tengah malam yang pada akhirnya tanpa kesimpulan apapun. Berawal dari obrolan seputar carut-marut kasus Freeport akhir-akhir ini. Seorang teman bertanya sebenarnya apa yang membuat Freeport itu datang ke Indonesia dan bisa dengan begitu welcome pemerintah pada saat itu menerima mereka tanpa pertimbangan-pertimbangan dari berbagai aspek?

Kemudian disitu mulai terjadi adu argumentasi. Waktu itu saya awalnya hanya berlaku sebagai pendengar kritis ceritanya. Kami berargumen dari berbagai sudut pandang dan latar belakang, di satu sisi dari aspek sains, di sisi lain dari aspek sosial masyarakat, dan saya mencoba mengaitkan di antara keduanya.

Seorang teman berpendapat bahwa Freeport datang ke Indonesia waktu itu karena kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah Orde Baru, menyatakan bahwa digalakkanlah penanaman modal asing (PMA) yang ingin berinvestasi di Indonesia. Dia melanjutkan bahwa pada masa itu keadaan ekonomi Indonesia sangat terpuruk dan carut-marut sehingga diperlukan pemulihan dari segi ekonomi-finansial nasional. Salah satu cara yang ditempuh ialah dengan membuka peluang investasi terhadap aset-aset vital bangsa bagi para investor. Pada waktu itu perkembangan teknologi di Indonesia tidak memungkinkan dalam hal pengelolaan sumber daya alam (SDA), khususnya dalam bidang pertambangan. Oleh karena itu, keluarlah kebijakan bagi Penanaman Modal Asing  yang ingin mengelola sumber daya alam.Indonesia.

Kemudian muncul lagi pertanyaan, mengapa pada waktu penandatanganan kontrak dengan investor dulu hanya mencantumkan 'tembaga' dalam suratnya? Sedangkan pada kenyataannya, aset yang digali melebihi daripada itu, 'logam mulia emas' juga ikut di-eksploitasi habis-habisan. Seorang teman berargumen bahwa hal itu terjadi karena pemerintah tidak tahu dan tidak melibatkan para ilmuwan atau scientists dalam hal penentuan kebijakan atau penandatanganan kontrak kerja dengan Freeport tersebut. Lebih jelas lagi ditambahkan bahwa pemerintah membuat kebijakan secara tidak matang dari berbagai aspek. 

Argumentasi lain menegaskan bahwa disitu mulai tercium kecurangan politis dan ke-korup-an pemerintahan bangsa ini dari zaman dulu. Kemungkinan adanya politik amplop-isasi dalam pembuatan kebijakan kontrak kerja tersebut disinyalir begitu kuat. Pemerintah pada masa itu mudah diiming-imingi dengan amplop dan sejenisnya. Hal itu bisa jadi dampak juga dari keadaan ekonomi masyarakat pada masa itu. Selain itu juga karena dampak sistem pemerintahan terpusat yang begitu egaliter bagi masyarakat sekarang.

Akantetapi muncul sanggahan mengenai pendapat pertama dari seorang teman. Dia mengungkapkan bahwa tidak mungkin pemerintah tidak mencampur-tangankan para ilmuwan dalam menentukan kebijakan yang cukup vital. Dia berargumen bahwa, seperti halnya dalam sistem parlementer, dalam membuat satu kebijakan pasti akan melibatkan parlemen yang ada di dalamnya. Itu berarti jajaran menteri-menteri yang bersangkutan pasti dikaitkan. Dalam hal kontrak tambang Freeport ini, teman saya berasumsi bahwa pasti ada campur tangan dari Menteri Sumber Daya Alam dan Energi, Menteri Riset dan Teknologi, Menteri Ekonomi dan sebagainya minimal atau yang berkaitan. Hal itu cukup beralasan tetapi menimbulkan pertanyaan kembali. Mengapa kebijakan yang muncul justru demikian? Hanya 'tembaga' yang tertulis bukan beserta mining product yang lain misal emas? Padahal jika itu dicantumkan pastinya akan membawa peningkatan ekonomi yang cukup signifikan masa itu ataupun sekarang yang kian memanas. Apa gunanya campur tangan para ilmuwan, ekonom dan lain-lain itu jika pada akhirnya tidak mampu menghasilkan suatu kebijakan dengan orientasi national prosperity.

Muncul lagi celetukan dari seorang teman, kemungkinan para menteri yang terlibat dalam penentuan kebijakan itu pada masa pendidikannya tidak 'benar'. Pernyataan ini cukup menggelitik sekaligus menarik juga untuk dibahas dari aspek historis personalitis para menteri itu. Kemungkinan para menteri itu dulunya juga mahasiswa seperti kita-kita ini yang katanya idealis, banyak menghujat kebobrokan bangsa di zamannya, aktivis, tapi satu catatan, normatif yang tidak bersubstantif.  Saya semakin bingung pada taraf ini, apa yang dimaksud teman saya dengan pernyataannya yang demikian. Kemudian kembali dia menjelaskan, kemungkinan mereka itu pada mulanya adalah orang-orang yang idealis dengan pemahaman mereka sendiri yang sangat goodies, tetapi pada akhirnya ketika sudah terjun di dunia nyata, mereka akan tumbuh menjadi sosok yang ikut jalur, hilang ke-idealis-annya dan pada akhirnya terlepas dari kebebasan eksistensial yang dimilikinya dengan menjadi makhluk yang yes man.

Saya sendiri memahaminya di luar konteks di atas. Entah itu masalah Freeport, perseteruan blok Ambalat dengan Malaysia beberapa tahun silam, kasus Gayus Tambunan, Nazaruddin Zulkarnain, sampai pada isu yang sedang santer terdengar saat ini tentang reshuffle kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Semua itu tidak terlepas dari pribadi manusia itu sendiri. Pada hakikatnya kita, sebagai bangsa Indonesia, dewasa ini lebih senang menghakimi daripada introspeksi. Kita lebih suka menjadi komentator yang beradu argumen di depan layar kaca tentang suatu kasus. Kita lebih suka terkenal dengan ketenaran kita dan sebagainya. Akantetapi dibalik semua itu, kita lupa akan jati diri kita sebagai manusia. Kita sebagai makhluk berakal sekaligus berhati nurani dan juga memiliki kesadaran, seharusnya paham dan mengerti tentang hakikat hidup kita, apa yang kita lakukan dan kerjakan, dan mulailah menggunakan hati nurani sebagai hakim bagi diri kita sendiri tanpa mengesampingkan aspek rasio. Ketika semua itu berjalan dengan selaras seimbang, semoga nantinya kita sebagai generasi baru bangsa Indonesia, mampu dan siap untuk me-rekonstruksi bangsa ini menuju kesejahteraan bagi para penghuninya.

Giving thanks for my friends: Danang, Reda, Anis
Wish we are the best future generation for our nation, guys!