Friday, February 4, 2011

Ungkapan . . . Ulang Tahunku Ke-19

Hari ini... 4 Februari 2011
19 tahun yang lalu aku dilahirkan dan diizinkan untuk melihat dunia. Dari perjuangan seorang Ibu yang terlihat begitu lelah menggeluti hidupnya. Aku, terlahir dalam sebuah pencitraan masa lalu indah sebuah keluarga. 4 Februari, hari dan tanggal dimana aku bisa melihat dan merasakan hembusan nafas seorang insan.
Hari dimana kau diberi kekuatan untuk menangis,
Hari dimana aku melihat dengan kedua mataku sendiri,
Hari dimana aku tak bisa lagi bergantung pada plasenta ibuku,
Hari dimana semua orang tercintaku menyambut kehadiranku, 
Hari dimana aku mendengarkan lantunan adzan di telingaku untuk pertama kalinya,
Hari dimana aku melihat sosok seorang ayah yang begitu letih, berucap, "Alhamdulillah, ya Allah engkau mengabulkan doaku...", yaa karena aku terlahir sebagai seorang laki-laki...harapan ayahku. 
Hari dimana tanggung jawab mulai tertanggung di pundakku,
Hari dimana aku mulai merasakan tangisan dari mulutku,
Hari dimana sebuah cahaya temaram, terlintas di benakku...lama kelamaan bersinar terang dan semakin terang...
Hari dimana perjalan panjang hidupku dimulai,
Hari dimana bagiku, sebuah perubahan sedang berlangsung, sebuah berkah tersembunyi...berkah yang bagiku berarti bagaimana aku harus terus menerus belajar tentang hidup dan kehidupann...
Itu awalnya....
Hari dimana bulan pada waktu itu bersinar dengan sempurna, menunjukkan kemegahan dan keindahan sinarnya,
Hari dimana aku merasa seperti mimpi yang baru dimulai,
Sekarang, berbeda dengan waktu itu. Realitas yang terjadi di hadapanku mengubah pandanganku tentang hidup, lebih tepatnya melengkapi. Semakin bodoh diriku terpikir. Namun terasa semakin hinanya pemikiranku tentang hakikat hidup dan penghidupan. Penglihatanku begitu kabur pada hal-hal berbau 'palsu' dan 'nista'.

Sekarang, pemahamanku berkurang akan diriku sendiri. Bukankah itu bodoh jika kita merasa diri kita adalah pecundang dan bukan sebagai perumapamaan bahwa seolah hidup itu hanyalah mimpi. Benar, bahwa mimpi itu terlalu tinggi jika kita belum berusaha untuk menjangkaunya.

Sekarang, aku bukanlah diriku yang dulu. Metamormosis bukan hanya berlaku bagi ulat hingga menjadi kupu-kupu. Mungkin saat ini metamorfosa hidupku baru mencapai tahap kepompong atau bahkan ulat yang menggerogoti saripati kehidupan untuk hidup. Tapi usahaku, perjuanganku bukan sampai pada titik dimana kepuasan individu bergantung pada penilaian materi orang lain. Lebih dari itu, aku memilik sejuta mimpi yang akan membawwaku pada sebuah puncak metamorfosis kehidupan, Kupu-Kupu terindah dalam hidupku. Aku punya keyakinan, apresiatif, impulsif, masiv, dan kompetitif. Bukan, bukan itu memang yang aku maksudkan....
ahahaaaa, leganya bisa menertawakan hidup...
Aku bertanya pada jariku, sejauh mana lentikanmu bisa menjadi manfaat untuk saudaramu?
Aku bertanya pada kakiku, sejauh mana kau melangkah untuk menggali makna hidup dan kehidupan? 
Aku bertanya pada mataku, sejauh mana pandanganmu menembus dimensi fana dan metafora hidup yang tak berbatas?
Aku bertanya pada tanganku, sejauh mana jangkauanmu pada sesama, bergunakah?
Benarkah, sekarang, di hadapanku, semoga masih ada jalan, masih ada ruang, masih tersisa sebuah pengharapan, cita dan mimpi yang akan menuntunku menjadi sosok yang bermanfaat bukan hanya untuk diriku, tapi untukmu, sahabatku, temanku, keluargaku, kawanku, semua jangkauan tanganku...

Aku bangga masih ada kalian di dekatku...