Monday, May 20, 2013

Antara Pilihan, Takdir dan Usaha

Seringkali dalam hidup, kita dihadapkan pada suatu kondisi di mana itu adalah yang paling tidak diinginkan. Stress dengan kesibukan sehari-hari, bosan, penat, kecewa, sedih, marah, terkucilkan, diabaikan, rendah diri, hingga frustasi dengan hidup. Beberapa pernah gue alami, dan itu emang nggak enak. Kondisi di mana kita merasa begitu lemah, tak berdaya dan serba salah. Merasa semua yang kita lakukan itu salah di mata orang lain tapi dari kacamata kita sendiri. Lalu apa yang harus kita lakukan? Kalo orang jawa bilang,”hanjuk aku kudu piye?

Paling pertama sekali menurut gue adalah kita harus memahami hakikat hidup itu. Coba kita bertanya pada hati nurani sebenarnya apa yang menjadi alasan kita untuk hidup. Apa sebenarnya yang kita cari? Pentingkah hidup ini? Untuk apa kita belajar, bekerja, mengejar deadline untuk mencapai target dan sebagainya? Seberapa jauh kita mengenal diri kita sendiri? Benarkah kita punya tujuan? Bagaimana untuk mencapainya? Apakah tujuan itu memang benar-benar orientasi hidup kita? Atau ada orientasi lain yang tak terlihat tapi sebenarnya itu yang jadi tujuan kita hidup?

Friday, May 17, 2013

Skripsi vs Pacar, Mana yang Paling Benar?


Skripsi lo... | Sumber gambar: hamdandesign.net
Saat menjadi mahasiswa, banyak hal menyenangkan bisa lo dapet. Pengalaman, teman, ilmu, keterampilan, sampai ke gebetan atau pacar juga bisa aja lo dapetin. Seiring waktu berjalan, hingga sampailah sang mahasiswa menjadi “mahasiswa tingkat akhir” yang punya momok menakutkan bernama skripsi, tugas akhir atau apalah itu namanya. Istilah di kampus gue buat tugas akhir mahasiswa tingkat akhir jenjang S1 itu ya skripsi.

Skripsi menjadi semacam dementor yang gemar mencium dan menyedot hawa kebahagiaan dari orang-orang. Kalo dalam kasus ini ya itu tadi, mahasiswa tingkat akhir. Ketika mengerjakan skripsi, banyak masalah yang sering muncul. Mulai dari uang saku menipis, teman yang satu-per-satu mulai nggak keliatan, orientasi hidup yang fluktuatif, pertanyaan dari ortu “kapan lulus? kapan wisuda?” dan masalah sama pacar.

Dinner di atas Bintang, Bisa Nggak Yaa?

Night view dari Bukit Bintang, Yogyakarta
gambar: wisata-yogyakarta.com
Dari judulnya, kayaknya fiktif banget ya. Berasa lagi didongengin kisah seribu satu malam atau sejenisnya. Gimana ceritanya dinner di atas bintang? Kalopun bisa , itu pasti mahal banget dan super tak terjangkau. Kalo dinikmati bareng pasangan pastinya bakal jadi momen yang super romantis. Kalo dinikmati sendiri, ya…itu sih derita lo asal jangan niat bunuh diri aja terjun dari atas bintang-bintang meskipun itu ide paling keren juga. Terus makanan seperti apa yang bisa dinikmati di atas bintang-bintang?

Pertanyaan-pertanyaan semacam itu wajar buat yang bukan orang Jogja atau belum pernah ke Jogja atau sudah pernah ke Jogja tapi cuma mainnya di kota-kota aja. Percaya deh sama gue kalo makan malam alias dinner di atas bintang-bintang itu bukan mimpi atau dongeng belaka. Lo dateng ke Jogja dan buktiin omongan gue. Di sana ada sebuah tempat yang diberi nama Bukit Bintang. Wuiih…namanya aja udah keren gitu, gimana aselinya yak? Yuk cuss… Sebelumnya nama Bukit Bintang ini juga pastinya nggak asing buat lo yang pernah main ke Malaysia. Ini adalah nama sebuah distrik di Malaysia yang menyediakan pusat belanja dan hiburan. Nah kalo Bukit Bintang yang mau gue ceritain ini adalah…

Berendam Ala Kuda Nil di Pantai Siung

Berendam ala kuda nil
Kenapa banyak orang suka nulis catatan kunjungan mereka ke suatu tempat di mulai dengan lokasi, penunjuk jalan dan nananananananana…? Bosen gue, makanya gue mulai tulisan ini dengan nyinyir aja deh. Sumpah jalanan menuju pantai-pantai di Jogja ini bikin capek, kelak-kelok nggak jelas, naik-turun bikin degdegan, udah gitu jalannya sempit pula. Tapi semua itu terbayar kalo lo udah sampai di tempat tujuan. Seolah apa yang baru aja lo rasakan, capek dan lelahnya di perjalanan, hilang. Nah, banyak cara buat menikmati eksotisnya pantai-pantai di Jogja ini, salah satunya dengan berendam di pantai.

Berendam di pantai-pantai Jogja juga harus pilih-pilih karena ada beberapa pantai yang nggak cocok untuk berendam. Bisa jadi karena ombaknya terlalu besar, tidak ada spot yang pas untuk berendam, atau juga ada spot tapi ada gangguna alam lain yang tidak memungkinkan untuk berendam di situ (seperti ada hewan-hewan yang tidak mengenakkan untuk teman berendam; bulu babi, bintang laut, dsb.) jadi, cerdas-cerdaslah memilih spot yang tepat untuk berendam di pantai.

One Stop Tourism at Pantai Jogan: Saat Air Terjun Bertemu Pantai

Pantai Jogan
Tidak banyak di dunia ini untuk bisa menikmati dua pesona alam ini secara langsung di satu tempat satu waktu. Sepengetahuan gue sih kalo pengen liat air terjun dan pantai bersamaan itu kayak McWay Waterfall di California, Kilt Rock Waterfall di Isle of Skye (Skotlandia), Duden Falls di Laut Antalya (Turki), atau yang agak deket di Pulau Jeju (Korea Selatan) ada namanya Jeongbang Waterfall. Kalo di Indonesia ada juga air terjun yang langsung ke laut kayak Air Terjun Temburun di Anambas, dan Air Terjun Toroan di Sampang (Madura). Tapi apa gue harus pergi sejauh itu buat menikmati dua pesona alam itu?

Nah, jawabannya adalah ternyata kita nggak perlu jauh-jauh ke Sampang, Anambas, bahkan ke negerinya para girl-boy-band atau California untuk menikmati pesona itu, loh. Karena eh karena di Jogja ternyata ada tempat yang tidak kalah eksotisnya dengan yang sudah disebut-sebut di atas. Tempat ini adalah Pantai Jogan.

Agentventure: Marathon Pantai-Pantai Jogja, Terapi Alternatif Pengusir Penat


Haloo Agentventurers...
Aku lupa kapan tepatnya bikin rencana untuk marathon pantai-pantai Jogja. Waktu itu kepikiran aja kayaknya seru juga ngunjungin pantai-pantai Jogja nan eksotis itu di satu hari. Karena kan letak pantai-pantai di sana nggak begitu kepalang jauh-jauh amat. Jadi, bukan ide buruk buat melancarkan misi tersebut. Namanya juga Agentventure meeen….

Nah, buat melancarkan misi itu, aku nggak mau sendiri. Bukannya cupu, tapi aku punya partner agen yang super beach-obsessed  yang pasti nggak bakalan nolak kalo diajakin ke pantai. Dia adalah my best partner in crime, Desi Wulansari yang akrabnya sih disapa Ciwul dan seperti dugaanku sebelumnya, dia nerima pinanganku buat melancarkan misi marathon pantai ini. Alasan sebenarnya sih karena kita lagi sama-sama penat dengan kesibukan di dunia muggle. Doi lagi hektik-hektiknya ngurusin kepanitiaan acara di kampusnya dan aku lagi puyeng ngurusin penelitian skripsi yang menuju deadline. Akhirnya terapi alam jadi alternatif kami buat mengusir penat dan melarikan diri dari kelamnya dunia muggle akhir-akhir ini.