Parodi Myth of Sisyphus | distilleryimage |
Thursday, April 11, 2013
Kontemplasi Absurditas Sisyphus karya Albert Camus
Eksistensialisme Marcel dalam Libri di Luca: Bukan Resensi
Libri di Luca |
Ada sekelompok orang yang menamakan dirinya Lector. Mereka
adalah orang-orang dengan kemampuan luar biasa. Orang-orang yang mampu
memengaruhi orang lain lewat sebuah bahan bacaan yang dibacakannya. Memengaruhi
orang tanpa mereka sadari. Memengaruhi pandangan mereka pada tulisan, tema atau
hal lainnya. Bahkan bisa mengubah pendapat seseorang tentang sebuah masalah,
semau mereka. Apakah ini kemampuan, bakat atau bencana yang bisa merugikan
orang lain?
Diawali dengan kematian seorang pemilik toko buku terkenal
di distrik Vesterbro, Kopenhagen, perjalanan kisah ini bermula. Libri di Luca,
nama toko buku tersebut. Toko buku legendaris milik keluarga pecinta buku,
Campelli. Luca Campelli adalah generasi kesekian yang mewarisi harta berharga
tersebut sebelum akhirnya meninggal di toko buku miliknya karena—menurut banyak
pendapat—terkena serangan jantung. Dia juga seorang Lector. Sepeninggalnya,
kepemilikan Libri di Luca kemudian jatuh ke anak Luca satu-satunya yang
berprofesi sebagai pengacara, Jon Campelli.
Tuesday, April 9, 2013
Sisi Gelap Manusia
meski berkali-kali kukatakan dan kuyakini
bahwa manusia adalah gudangnya khilaf
namun cibiran tetap menohok sinis
sembari bisik-bisik lewat pintu belakang
merendahkan menghina dan segala kata usil
tapi tak mengapa
sebab manusia memeang cenderung diperbudak nafsunya
dan memperbudak sesamanya
pemuda manislaku di muka kedua orang tuanya
yang ternyata berjalan mengitari pusat perbelanjaan
mencari mangsa perempuan tua yang nampak berpunya
bahwa manusia adalah gudangnya khilaf
namun cibiran tetap menohok sinis
sembari bisik-bisik lewat pintu belakang
merendahkan menghina dan segala kata usil
tapi tak mengapa
sebab manusia memeang cenderung diperbudak nafsunya
dan memperbudak sesamanya
pemuda manislaku di muka kedua orang tuanya
yang ternyata berjalan mengitari pusat perbelanjaan
mencari mangsa perempuan tua yang nampak berpunya
Sepak Bola! Menggelinding Pun Memakai Otak!
gempita seluruh hamparan lapangan
berpeluh air liur ambisi kemenangan
mengatur siasat agar tendangan menuju sarang kemuliaan
dan jutaan umat gempar berteriak bagai perang kumpulan raksasa
dari segala penjuru dunia...
pada detik yang sama, waktu yang sama
mempunyai reaksi seragam yang seiring sama
begitu bermaknanyabenda bulat bundar yang terlempar lewat otot-otot kaki itu
mengelabui pihak lawan dengan segala aksi
menari atas kejelian kecerdasan otak, lagi-lagi menuju kaki
berpeluh air liur ambisi kemenangan
mengatur siasat agar tendangan menuju sarang kemuliaan
dan jutaan umat gempar berteriak bagai perang kumpulan raksasa
dari segala penjuru dunia...
pada detik yang sama, waktu yang sama
mempunyai reaksi seragam yang seiring sama
begitu bermaknanyabenda bulat bundar yang terlempar lewat otot-otot kaki itu
mengelabui pihak lawan dengan segala aksi
menari atas kejelian kecerdasan otak, lagi-lagi menuju kaki
Katamu Tadi, 'Selamat Malam'
Oleh: Linda Djalil
selamat malam
itu saja
tapi aku paham sekali
ada kilatan jarum tajam menusuk
menuju kubu terbesar dalam kalbu
dan pinggir daun telinga
yang menyususp menuju getaran kamu
dan getaran aku
Katamu tadi, selamat malam...
singkat
bagai tak berjiwa
namun gemuruh roda gerobak pun kalah berisik
manakala hati ini sesungguhnya penuh kata-bergalon-galon
yang menggebu-gebu
menggelinding berulang-ulang...
sementara kamu dan aku
berusaha mengusir jauh rasa gila itu
menghindar dari ungkapan...
sibuk membuang satu kata yang membola:
kangen!!!
Subscribe to:
Posts (Atom)