Friday, November 18, 2011

Fenomena di Sekitar Kita: Ibukota, Begitu Dekat (Perjalanan Kampung Rambutan-Karawang Part I)

Semakin mengembang! Masing-masing bergerak menjauh, ingin meledak. Akhirnya ...nyungsep! Kasian. Sepertinya gue harus banyak belajar dari lo deh. Belajar melihat dunia lebih nyata dan terbuka. Bukan apa-apa karena memang gue belum begitu paham tentang itu. Oke! Kali ini gue rada bosen juga sih kebanyakan ngomongin lo, padahal gue juga gak tahu apa lo mikirin gue apa enggak. Think simple boy, uhm sekarang gue cuma mau nge-share apa yang gue denger kemarin, tepatnya ketika naik bus kota jurusan Kampung Rambutan-Karawang.

Singkat cerita, haha, kemarin itu emang gue lagi rada gak enak badan. Lemes, kehilangan banyak hal, hampir kena gejala 'tipes', lengkap deh. Jadi, gue mutusin pengen ke rumah kakak gue di Karawang buat nenangin pikiran plus istirahat nge-rileks-in badan. Karena emang gue gak bawa motor, seperti tadi gue bilang, akhirnya gue naik bus kan.

Sebenernya gak ada yang menarik dari busnya. Gue naik armada bus, sebut saja namanya 'Agra Mas', lumayan lah masih pake AC, jadi ya gak kepanasan. Bukan, bukan soal fasilitas kok yang mau gue bicarain. Ehm, tapi ngomong-ngomong soal fasilitas, kayaknya penting juga tuh disorotin. Sebagai perbandingan, bisa kita lihat ya buat temen-temen yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya. Terutama yang 'bismania' atau 'angkotmania' pasti paham apa yang mau gue omongin.

Masalah fasilitas dan kelayakan sarana angkutan kota di Jakarta sepertinya menjadi hal nomor sekian bagi para penyedia trayek angkutan. Bahkan mungkin nomor terakhir, yang penting angkotnya bisa jalan dan setoran lancar. Tanpa memerhatikan kenyamanan dan keamanan bagi penumpang yang seharusnya dan memang harus jadi tanggung jawab mereka.

Jika kita perhatikan, secara mata terbelalak menelanjangi bagaimana sistem angkutan ibukota, fenomena yang terlihat adalah; angkot yang sudah tidak layak pakai karena dimakan zaman dan usia, panas pengap dan kotor, jadwalnya tidak jelas (kadang banyak, di lain waktu nunggu sampe sejam dua jam pun gak nemu-nemu), tarif relatif murah (ini salah satu kelebihan), akhir-akhir ini angkot mulai gak aman khususnya bagi kaum wanita (maraknya tindak pelecehan seksual bahkan sampai pada tindak pemerkosaan di angkutan umum), semrawut, terlalu banyak trayek dan armada yang tersedia sangat berlebihan tanpa dibarengi dengan pelayanan yang optimal berorientasi penumpang. Dan segudang fenomena yang tentunya kita masing-masing individu bisa menilai itu tentang sistem transportasi angkutan umum ibukota.

Sebenarnya sudah banyak langkah konkret untuk mengatasi masalah tersebut. Kita lihat saja sekarang ini yang sudah dilakukan pemerintah untuk meminimalisir permasalahan ataupun dampak dari permasalahn tersebut. Diadakannya 'bus way' yang memfasilitasi masyarakat urban Jakarta dengan fasilitas angkutan massal yang nyaman, cepat dan aman. Walopun pada poin yang terakhir, dewasa ini juga mulai kita tinjau ulang lagi. Menunjuk pada beberapa kasus kebakaran armada Trans Jakarta beberapa bulan terakhir ini yang tidak cukup sekali dua kali, bisa kita memberi kesimpulan awal bahwa pengelolaan armada bus Trans Jakarta kurang optimal.

Langkah tepat yang harus dilakukan oleh semua pihak adalah; menjalin komunikasi yang intens dan potensial. Dengan langkah tersebut, jika terlaksana dengan baik oleh semua pihak, niscaya kenyamanan yang masyarakat DKI harapkan dalam hal angkutan massal bisa terwujud. Bagaimana tidak, dengan adanya jalinan komunikasi yang antar semua pihak, entah itu pemerintah, penyedia jasa layanan transportasi, pemilik hak trayek angkutan umum, penumpang dsb tentunya akan paham betul ketikamuncul gagasan tentang suatu kebijakan yang pro semua. Hal itu karena diseminasi informasi yang maksimal ke semua kalangan tanpa terkecuali.

Intinya, dalam perbaikan hal-hal yang sistematis dan rumit, mulaiah kita dengan berpikir sederhana. Memulai sesuatu dengan sederhana, jangan dilebih-lebihkan, lakukan dengan konsisten dan intens, maka akan menghasilkan suatu hasil yang maksimal.

NB: topik yang melenceng jauh dari pembicaran awal paragraf gue, tapi gak apa deh, lumayan berbagi informasi, walopun sulit dimengerti tentunya apa yang gue tulis. Jika lo bingun, gue yakin lo mikir dan oleh karena itu lo pasti akan ngerti. Berpikirlah sederhana tanpa mengurangi batas-batas kritis dan analitis, Kawan.

No comments:

Post a Comment