I and Thou | gambar: gfxtra.com |
Pandangan filsafat
Martin Buber tertuang dalam sebuah buku, yang tidak terlalu tebal untuk sebuah
buku filsafat, berjudul I and Thou.
Pandangan utamanya dalam buku ini menyatakan bahwa awal dari segala sesuatu
adalah relasi. Manusia hidup dalam relasi. Baginya, all real living
is meeting, manusia akan hidup terisolir jika tanpa
melakukan relasi apa-apa. Relasi yang pertama adalah I-It, dan yang kedua adalah I-Thou.
I-It
adalah ketika manusia berelasi baik dengan alam ataupun manusia, namun ia
berelasi secara tidak menyeluruh. Maksudnya manusia berelasi dengan yang lain
sebagai objek. Kita menyukai suatu objek karena atribut-atribut tertentu dari
objek tersebut. Ini berbeda dengan I-Thou,
yang merupakan sebuah relasi yang menyeluruh, maksudnya adalah manusia berelasi
dengan yang lain sebagai subjek, dan hal itu sulit untuk menjelaskan kenapa
kita bisa berelasi karena kita berelasi secara menyeluruh, dan bisa dibilang
semua itu berasal dari anugerah (grace).
Kita menyukai sesuatu bukan karena atribut tertentu dari sesuatu tersebut
melainkan secara menyeluruh dan membuat kita tidak tahu kenapa kita menyukai
sesuatu tersebut.
Apabila kita melihat I-It dan I-Thou, kita merasakan bahwa semua itu bertolak belakang. Relasi I-It suatu ketika bisa menjadi I-Thou, kembali lagi ke I-It dan seterusnya. Itu menjelaskan bahwa relasi I-It dan I-Thou adalah keadaan saat ini, bukan masa lalu atau masa depan.
Bagaimana Thou bisa berubah kembali menjadi It? Jawabannya adalah ketika kita kembali memikirkan kembali
atribut-atribut yang dimiliki oleh Thou. Contohnya
adalah ketika kita menyukai lawan jenis kita, sampai pada tahap kita sudah bisa
mencintainya dengan menyeluruh tanpa mempedulikan apapun tentang dia, tanpa
alasan apapun, dan bahkan kita tidak tahu kenapa kita menyukainya. Kita sudah
tampil secara menyeluruh di hadapannya tanpa diminta. Relasi I-Thou itu sudah terjadi. Kemudian di
satu titik, kita memikirkan tentang alasan-alasan kita menyukainya, karena
kecantikannya, keindahan tubuhnya, kebaikan budi pekertinya, ketaatannya, dan
sebagainya. Hal itu akan menjadikan kita tampil di hadapannya berdasarkan
atribut-atribut yang sudah kita konsepsikan padanya. Kita kembali tidak tampil
secara tidak menyeluruh karena secara tidak sadar relasi kita terpengaruh oleh
konsepsi awal kita tehadapnya. Hanya satu relasi I-Thou yang tidak mungkin berubah menjadi It yaitu relasi terhadap Tuhan. Menurut Buber, itu adalah relasi
yang abadi tanpa atribut apapun.
No comments:
Post a Comment