Golden sunset di atas Waduk Wadaslintang |
Perjalanan
pulang dari Dieng diiringi hujan-gerimis-hujan-gerimis hingga jalanan basah
yang cukup licin. Apalagi jalan yang kami tempuh cukup berkelok-kelok dan kata
si agen satu di belakangku ini, serasa di hutan.
Tadi kami berangkat
pulang memang cuaca tidak mendukung, mendung dan kabut mengiringi sepanjang
jalan. Beberapa kali harus berhenti untuk sekedar berteduh dan sholat. Kami
juga sempat mampir di warung untuk mencoba makanan khas Wonosobo, Mie Ongklok.
Setelah itu lanjut jalan lagi. Jalan yang kami tempuh untuk pulang sama dengan
jalan berangkat kemarin.
Sampai di
daerah Waduk Wadaslintang, cuaca cerah, jalanan kering, tak ada tanda-tanda
hujan di sini. Senja mulai turun, dan matahari yang berwarna keemasan mulai
turun ke sarangnya. Diselimuti awan cukup tebal, beberapa kali sinarnya
tertutup awan-awan di depannya itu. Kami menyaksikannya dari atas motor.
Pemandangan yang menakjubkan, ingin rasanya berhenti di sana tapi belum dapat
tempat yang tepat karena tepi jalanan yang menghadap arah matahari itu tertutup
rimbunnya pepohonan.
Akhirnya,
kami menemukan spot yang tepat untuk menyaksikan fenomena matahari terbenam
keemasan di tepi jalan yang tempatnya agak sedikit terbuka. Tempat ini kok ya
seperti khusus disediakan buat orang-orang yang ingin menyaksikan matahari
terbenam ke sarangnya. Sinar keemasan itu berpendar dan memantul di atas air
waduk yang menimbulkan efek dramatis.
Senyumnyaa... :p |
Tak puas
rasanya hanya menikmati dari tepi jalan, kami berniat turun menuju tempat yang
lebih rendah untuk menyaksikan fenomena langka ini. Kebetulan ada mobil yang
berhenti di depan motor kami yang sepertinya juga tertarik dengan fenomena
matahari terbenam sore itu. Itung-itung buat jagain motor kami di atas. Kami
pun turun, melewati semak-semak dan akhirnya tiba di tempat yang dituju.
Meskipun masih kurang memuaskan tapi di sini lebih lumayan pemandangannya
karena lebih dekat dengan waduk.
Kami
perhatikan prosesi tenggelamnya matahari di ujung Waduk Wadaslintang itu
perlahan. Fenomena ini tak sengaja kami temukan dan tak direncanakan sama
sekali. Di tengah prosesi pengamatan menyaksikan matahari terbenam ini,
tiba-tiba ada celetukan dari ibu-ibu yang juga sedang menyaksikan tenggelamnya
matahari di waduk ini,
”Pak, itu
kayak sunset ya?” kata ibu-ibu itu.
Partner
agenku sih yang mendengar celetukan itu dan seketika kami ngakak berjamaah saat
menyadarinya. Buuuu, ya itu kan emang sunset yaampun, hahaha. Kami yang bego
apa ibu-ibu itu yang khilaf, entahlah. Yang jelas, setelah kamu bilang itu,
kami ngakak nggak kelar-kelar. Semoga ibu-ibu itu nggak sadar kalau kami
menertawakan beliau. Maaf ya bu maaf, lagian khilafnya keterlaluan.
No comments:
Post a Comment