Thursday, February 14, 2013

Agenventure: Menyusuri Khasanah Budaya Jawa di Ullen Sentalu



Museum Ullen Sentalu

Petualangan kali ini cukup unik dan lain daripada sebelumnya. Kami berkunjung ke sebuah museum (dibaca mu-se-um bukan mesum plis ya...) yang berada di kawasan Kaliurang, Sleman, Yogyakarta. Museum ini dikelola oleh swasta sehingga untuk sebuah museum, harga tiket masuknya pun cukup mahal dua puluh lima rebuu meeeen… Tapi apakah harga segitu sebanding dengan apa yang kami dapat di dalam museum ini? Let’s check this out! Our agentventure to the Museum Ullen Sentalu.

Minggu pagi-pagi dapat sms dari partner agen super mendes ngabarin kalo hari ini jadinya main ke Museum Ullen Sentalu. Malamnya, kami sempat membahas soal rencana minggu pagi mau pergi kemana. Sebenernya ini ide dari dua rekan kami, “Si Lunglit” Nika dan “Mbak Larva” Riri. Setelah melewati proses cukup panjang, dapatlah fiksasi destinasi trip kita hari ini. Ullen Sentalu…here we come!

Meeting point kali ini di rumah Mbak Larva di daerah mana tau lupa deh, pokoknya Jogja. Hahaha. Setelah keempat pasukan berkumpul, berangkatlah kami tempat persembunyian “larva” ini sekitar pukul 10.30 WIB. Meluncur dengan dua matic beda merek, kami menelusuri jalanan Kaliurang perlahan, santai sampai tergesa-gesa.

Tiga puluh menit perjalanan, motor kami memasuki gerbang masuk kawasan wisata Kaliurang dan membayar retribusi Rp7.000,- untuk pengendara motor berboncengan. Limabelas menit kemudian, sampailah kami di area parkir Museum Ullen Sentalu. Area parkirnya masih belum terkelola maksimal. Padahal biasanya pihak swasta selalu teliti dan detail untuk hal-hal demikian. Yah, mungkin masih dalam tahap pengembangan. Prasangka baik aja kali ya…

Kami membeli tiket masuk seharga Rp25.000,- dan mendapat clue untuk mencari pemandu kami yang bernama “Mbak Ria”. The tour has begin… kami mengikuti rombongan yang berjumlah sekitar 13 orang dengan satu pemandu menyusuri lorong-lorong museum. Mbak Ria menceritakan setiap sisi pernak-pernik dan ornament yang ada di dalam museum. Beberapa kali doi menceritakan tentang sejarah dari Kerajaan Mataram Islam. Mulai dari ruangan berisi gamelan, lukisan-lukisan, silsilah keluarga kerajaan, ruangan berisi puisi-puisi dari Nyi Ageng Ratu Pembayun, sampai ruangan yang berisi kain-kain batik dengan berbagai filosofi corak dan motifnya. Pemandu kece kami pun menceritakan setiap karakter dari tiap corak dan motif kain batik ini.

Tur selama 50 menit ini berakhir di depan (bisa dibilang) toko yang ada di dalam area museum. Oh iya, pesan buat Mbak Lia,”Plis ya mbak, kalo njelasin jangan terlalu cepat. Yang ada kita bingun sendiri sebenernya, nggak ngerti apa yang mbak jelasin. Apa mungkin karena terbatas waktu ya? Tapi kita udah bayar yang menurut kami ‘cukup mahal’ loh untuk bisa menikmati apa yang ada di dalam museum ini.”

Di sini gak boleh foto loh...
Di dalam area museum, tidak diperkenankan mengambil dan merekam gambar, hanya di beberapa tempat yang diizinkan. Namun, naluri jailku muncul, beberapa kali aku rekam dan mengcapture momen-momen di dalam area terlarang di dalam museum. Tentunya bareng my best partner in crime, si ciwul dong. Gila aja udah bayar dua puluh lima rebu cuma buat dengerin mbak-mbak nyerocos doang? Mending dengerin Jiz FM, gratissss. Gak mau rugi kita…

Balik lagi ke museum, Ullen Sentalu ini diresmikan pada 1 Maret 1997 ini langsung oleh Paku Alam VIII yang menjabat sebagai Gubernur DI Yogyakarta. Dibangun atas dasar kepedulian untuk melestarikan khasanah budaya jawa yang elok dan penuh nilai-nilai adiluhung. Di dalam museum ini memang lebih banyak membahas mengenai kehidupan putri-putri keraton. Banyak terpampang lukisan-lukisan dan patung-patung yang mencerminkan perwujudan nilai-nilai feminis putri-putri jawa. Kita juga sempat berisitirahat sejenak dan mendapat suguhan wedang jahe dari pihak museum. Yah, cukup segar lah suguhannya.

Aku, riri, mbak ria, ciwul, nika
Gue orang jawa dan partner agen gue juga jowo banget, tapi gue yakin banget, baik gue maupun si ciwul ini lebih banyak bengak-bengok nggak ngertinya tentang sejarah yang ada di Ullen Sentalu ini.  Ternyata kami masih harus banyak-banyak belajar…

Ada satu hal yang menarik perhatianku di Museum Ullen Sentalu ini. Lukisan-lukisan yang terpampang di sepanjang dinding museum, mulai dari yang ukuran kecil sampai super jumbo. Aku memang tertarik dengan lukisan, suka guratan-guratan kuas dan cat yang dituangkan para pelukis itu di atas kanvas. Lukisan yang ada di museum ini sebenarnya terlihat sederhana, oil on canvas, dengan teknik yang juga lumayan tidak begitu rumit menurutku. Tapi tetap saja, nilai seni dari lukisan ini begitu terasa, mereka semua bercerita, dan lukisan yang bercerita ini selalu menarik buatku. Iseng bertanya pada mbak pemandu tentang siapa pelukis dari lukisan-lukisan itu tapi jawabannya,”Itu dari tim Ullen Sentalu, Mas. Kami tidak boleh menyebut nama.” Ya sudahlah, mungkin mereka menjaga hak cipta dan menjaga privasi para pelukisnya. Suatu saat tunggu aja ya, bakal gue ungkap siapa pelukisnya…

Latar toko dan cafe di area museum
Kami berempat masih berkeliaran di area museum setelah tur berakhir. Mencari tempat-tempat yang menarik untuk berpose, tentunya di tempat yang diizinkan. Capek berkeliling, kami berhenti sejenak di depan sebuah relief besar yang mengisahkan tentang “mmmm…gatau” dan terpampang secara miring, unik. Beberapa kali merekam dan mengcapture foto di sini.
Latar relief yang terpampang miring
Hari semakin siang dan perut kami mulai berguncang minta pelampiasan. So, kita mencari pintu keluar dan masih sempat berpose di area kolam yang di atasnya berdiri tiga patung yang juga “bercerita”. Ceritanya apa? Cari aja di internet…
Ini patungnya...
Berakhirlah petualangan kami di Museum Budaya Jawa Ullen Sentalu hari itu. Apakah setelah keluar dari museum, kami jadi jowo banget? Nggak juga tuh, hahaha. Gue pribadi kurang puas dengan apa yang didapet di dalam museum dengan duapuluh lima ribu itu, tapi yang jelas mencintai budaya sendiri dan menjaga khasanahnya agar tetap terawat dengan baik sebagai warisan anak cucu adalah hal yang mulia meeen…
Patung lain yang juga ada di dalam area museum.

Dan yang paling penting, jalan-jalan bareng partner agen neptunus tercinta satu ini emang seru, seru karena ada aku ya…hahaha.


Ullen Sentalu, Kaliurang, 10 Februari 2013

No comments:

Post a Comment