Monday, February 4, 2013

Agentventure: Petualangan di Negeri Kahyangan, Dieng (Day 1)


View Dataran Tinggi Dieng | foto: amberrtrixx
“Ini masih di Indonesia kan? Ini masih di bumi kan?” Kalimat-kalimat semacam itu yang terlontar dari mulutku dan aku tanyakan ke agen satu di belakangku. Dengan mulut berasap diiringi badan yang bergetar menggigil kedinginan, motor butut merah kami terus menanjak sepanjang jalan menuju tanah surga di Jawa Tengah ini.

Dieng Plateau atau Dataran Tinggi Dieng menjadi destinasi trip agent-venture kali ini. Kawasan wisata yang berada di bagian utara Kabupaten Wonosobo ini menyimpan sejuta misteri yang patut kami pecahkan. Berada di ketinggian antara 1700—2000 mdpl menjadikannya sebuah kawasan yang memiliki hawa sejuk hingga dingin menusuk tulang.

Kali ini meeting point kami di Kebumen, rumah eyang si agen satu. Kami berangkat pukul 7.15 WIB ditemani naga merah yang sudah butut ini. Dari arah Kebumen kami belok kiri di pertigaan Prembun arah Wadaslintang. Sepanjang jalan ini yang kami temui hanyalah tikungan dan tanjakan yang semuanya hampir mirip. Jadi kami serasa hanya berputar-putar di situ-situ saja, padahal ternyata sudah menempuh sekitar dua jam perjalanan.

Di tengah perjalanan kami sempat berhenti untuk mengagumi pesona langit yang diselimuti awan yang kata si agen satu mirip whipe cream gitu, biru cerah dengan awan bergumpal yang seputih kapas. Itu luar biasa meeeen…

Sekitar pukul 9.30 WIB kami sudah keluar dari tikungan dan tanjakan yang ditandai dengan masuknya kami di wilayah desa Kaliwiro. Di pertigaan Kaliwiro, ambil belok kanan ke arah Wonosobo. Jalanan di sini banyak yang berlubang, jadi kami harus waspada. Perjalanan terus berlanjut…

Jika sudah sampai di Kota Wonosobo, jalan meuju dieng sangat mudah ditemukan. Selain banyak penunjuk jalan berupa rambu-rambu, juga arahnya yang hanya terus ke utara saja. Si agen satu yang super mendes ini seringnya bilang,”Arah Dieng itu ke atas…” Tentu saja, karena arah utara atau lurus di jalan menuju Dieng di rambu-rambu itu selalu menunjuk ke atas.

Pukul 10.45 WIB kami sampai di loket Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng, kemudian membayar tiket terusan seharga Rp20.000,- untuk empat spot yaitu Telaga Warna, Dieng Plateau Theater, Kawah Sikidang dan Komplek Candi Hindu.

Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Telaga Warna. Di kawasan Telaga Warna yang memiliki bias warna hijau pucat karena adanya kandungan belerang ini bisa dijumpai banyak goa-goa yang kebanyakan digunakan sebagai tempat pertapaan (meditasi) seperti; Goa Semar, Goa Sumur, Goa Pengantin, Goa Jaran dan ada juga telaga lain yang disebut Telaga Pengilon. Pemandangan di sini sangat eksotis. That’s amazing meeeeen…
Arhh kami di Telaga Warna

Misi berlanjut ke Dieng Plateau Theater atau DPT, semacam bioskop gitu yang menyajikan film berdurasi 23 menit menceritakan tentang sejarah proses terbentuknya Dataran Tinggi Dieng serta sosio-kultur kawasan Dieng. Saat kami kesana, suasana cukup sepi karena memang bukan hari libur. Bangunan yang diresmikan oleh Pak SBY pada 2006 ini awalnya serasa milik berdua hingga akhirnya ada beberapa orang yang ikutan masuk ke DPT (kecewa gitu ya gak jadi berduaan, hahaha). Di depan bangunan DPT ini ada bekas PLTU yang masih menyisakan beberapa pipa-pipa penyalur uap panas bumi.

Pose bareng Mbah Semar
Hampir lupa, dari Telaga Warna menuju DPT bisa ditempuh dengan berjalan kaki melewati tangga yang sudah disediakan mulai dari depan mushola dalam area Telaga Warna. Waktu tempuh untuk mendaki tangga ini hingga sampai DPT kurang lebih 15 menit. Buat yang muslim, sholat di mushola area Telaga Warna ini juga lumayan kece loh. Sensasi berwudhu dengan air yang super dingin meeen…

Destinasi berikut yang kami tuju ialah Kawah Sikidang. Berjarak kurang lebih 10 menit berkendara dari parker Telaga Warna, kami tiba di parkir Kawah Sikidang sekitar pukul 15.00 WIB. Buat yang tidak kuat bau menyengat belerang, siap-siap masker ya. Kalau beli masker di area Kawah Sikidang, harganya cukup mahal untuk sebuah masker. Jadi, kami sarankan untuk persiapan saja dari rumah.

DPT
Untuk menikmati pesona Kawah Sikidang ini, juga tersedia ojek kuda. Dengan harga Rp20.000,- pengunjung dapat berkeliling area kawah dengan kuda-kuda yang disewakan. Ada juga yang menyediakan jasa foto berkuda langsung jadi seharga Rp5.000,-.

Keluar dari Kawah Sikidang, kami menuju destinasi ke empat yaitu Komplek Candi Hindu. Cukup dengan waktu tempuh 10 menit dari parkir Kawah Sikidang, sampailah kami di area parkir belakang Komplek Candi Hindu. Kami menyebutnya area parkir belakang setelah di hari berikutnya tahu bahwa pintu masuk yang sebenarnya menuju Komplek Candi Hindu ini berada di bagian depan berlawanan dengan area parkir kami di hari pertama.

Kawah Sikidang
Suasana komplek candi sore itu cukup ramai oleh para pemuda sekitar yang bermain bola. Sebenarnya aku berniat ingin menikmati senja di komplek candi ini tapi ternyata cuaca tak bersahabat, mendung semakin pekat. Padahal tadinya langit cukup cerah. Jadi, apa mau dikata kami tak berlama-lama bermain di komplek candi. Kami harus segera mencari homestay untuk berteduh sekaligus menginap.

Komplek Candi Hindu
Ya, itu perjalanan agentventure kami di hari pertama. Di hari kedua kami di negeri kahyangan, masih banyak cerita seru yang harus diceritain di sini. Buat sekarang ini dulu ya, besok lagi. Agentventure meeeeen….


Homestay Lestari, Dieng, 31 Januari 2013

No comments:

Post a Comment