Saturday, September 8, 2012

Selamat Berlayar Agen Neptunus!


Hufflepuff dan Slytherin | edited by: ambarr
I just want you to know, I’m ready to make a change! In the end, it’s all nice.

Langkah baru, semangat baru, lembaran baru dan motivasi baru untuk masa depan yang lebih baik. Hari ini, sangat amazing untukku dan semoga untuknya. Sebuah refleksi perjalanan dan likuan hidup baru saja dimulai. Malam ini aku lahir baru. Apa? Berapa umur kamu? Bukan…bukan tentang itu.

Beberapa kali matamu menyipit. Menunggu penjelasan. Kata-kata yang luar biasa tidak terstruktur dari mulutku meluncur begitu saja. Tawamu menggelak lepas tapi kemudian kembali mengatur napas. Pupil matamu membesar. Menunggu aliran darah mengisi rongga-rongga otak yang seperti kekurangan oksigen. Kata-kataku terbata tapi pasti dan aku pun semakin memelankan intonasi suaraku. Aku seonggok daging yang menunggu eksekusi.

Gitar butut yang putus satu senarnya kumainkan tak tentu nadanya. Dadaku berkecamuk, ingin menyeruak dan mengungkapkan semua isinya tapi kata-kata seperti keluar nyaris tanpa terkontrol. Alam bawah sadar sepertinya sudah mendominasi alam sadarku. Tapi aku sadar dan tahu betul setiap kata yang muncul dari bibir keringku.

Kamu ingin tahu ada rahasia di balik kata-kataku. Tersirat begitu saja tapi aku yakin kamu mengerti. Kembali aku merapikan dudukku. Menyingkap bulir keringat di kening. Bulu kudukku meremang terserang hawa dingin atap kosanku. Ya, aku duduk di sana, sendiri.

Dua kata, tiga, empat, lima dan seterusnya mengalir tak teratur. Aku terlihat begitu bodoh malam ini. Aku selalu begitu, untuk hal demikian. Dan inilah saatnya aku mengemas ucapanku satu per satu. Kamu tergelak saat kata-kata itu keluar dari mulut gemetarku.

Sekarang aku butuh cermin yang memantulkan apapun yang aku sampaikan. Kamulah itu. Aku hanya perlu memberi penjelasan, mengurutkannya menjadi rangkaian 5 W 1 H yang justru kacau. Napasmu kembali teratur, mungkin kau mengatur kembali dudukmu pula. Kamu hanya butuh kalimat tanya, setelah ungkapan kata-kataku.

Sejenak kamu terdiam. Begitu pula denganku. Sama-sama menerawang ke alam pikiran masing-masing. Kemudian kembali sama-sama tergelak, menertawakan hidup. Kemarin kita sama-sama menertawakan takdir. Kehidupan yang terlihat begitu absurd dengan tingkat monotonitas tinggi. Namun kamu menegurku dengan gelakmu. Kita dewasa tapi masih kekanak-kanakan.

Malam terus mengalun, mengiringi setiap getir aliran darah yang mungkin terlihat membeku di ujung bibir. Bulan separo di tepi timur horison terlihat seperti makhluk yang menertawakanku. Kamu hanya butuh kalimat tanya setelah ungkapan kata-kataku.

Dan kalimat tanya itu pun keluar.

Iya.

Kini aku tak lagi menyayangimu dalam diam. Mencintai dalam bisu dan kehampaan. Tak perlu lagi menunggu kepastian karena aku pasti ada. Ya, aku ada dan bukan mengadakan. Setiap jengkal perasaan yang terlontar dengan tak teratur sebelumnya lambat laun tertata rapi.

Pupil matamu mengecil. Kudengar suaramu terisak dan berkata terbata. Kudengar itu luapan rasa bahagia kita. Bibirku masih kering. Tak seharusnya aku banyak bicara. Yang kamu butuhkan saat ini hanya diam. Diam dan mengawangkan alam pikiran masing-masing untuk merasukkan hawa cinta.

Tuhan berkehendak. Kita yang menentukan dan merencanakan. Ini awal perencanaan kita.

The journey of the thousands miles begins with the single step. (Confucius)

Ucapkan salam pada dunia. Hati kita berdua melangkah menuju setiap awal perubahan yang lebih baik dan mengakhirinya dengan senyuman yang terkembang di balik hangatnya matahari senja. Mari berlayar mengarungi samudera kehidupan yang Tuhan ciptakan. Kita yang menentukan arah kemana perahu kita akan berlabuh. Kita kendalinya, nyalakan radar neptunus dan kita akan menemukan setiap jengkal kebahagiaan di ujung dunia.

It’s a journey, you say, an illusion of a journey
Now we can’t see where it ends and where it starts
It’s our life and our love that you wish to have, where you wish to be. 
With love, DW.

Selamat berlayar dua agen neptunus! Nakhodai perahu kertas kalian dengan cita, cinta, mimpi dan harapan!

Jog—Ja'karta, 8 September 2012, 00.29 WIB

No comments:

Post a Comment