Analogi Perahu Kertas dan Agen Neptunus

Radar neptunus-perahu kertas-neptunus-agen neptunus.

Sebuah kisah yang saat ini begitu mainstream di kalangan anak muda, khususnya remaja. Jelas. Novel yang best seller beberapa tahun yang lalu dan kemudian filmnya yang juga menyedot banyak perhatian khalayak pada tahun ini, cukup menjadi bukti bahwa kisah ini memang familiar dan dianggap representatif bagi mereka para remaja (termasuk gue…hehe). Tapi yang jelas, Mbak Dee ini salah satu seorang yang sangat eksistensialis menurut saya. Dia benar-benar memiliki otentikasi dalam menentukan pilihan kemana cerita ini ingin dibawa dan bagaimana cara penyampaiannya. Packaging yang sederhana tapi sangat memiliki arti menjadi ciri khasnya.

Tapi bukan itu yang ingin aku ceritakan di sini. Aku hanya ingin menjadikannya sebagai salah satu cermin dalam perjalanan menakhodai hidup. Ini tentang kisahku sebagai agen neptunus. Jangan ketawain plis tentang ini. Bagi kalian yang tidak begitu mengenal tentang mitologi Romawi-Yunani mungkin dengan mudahnya bisa menertawakan itu. Makanya ini rahasia ya, plis jangan kasih tahu siapapun. Ini rahasia dan memang harus jadi rahasia. Aku ini the true aquarian dan udah didapuk sebagai agen neptunus.

Ini tugas rahasia yang paling mengesankan sekaligus membanggakan buat seorang agen neptunus macam saya. Tantangan dan tanggung jawabnya begitu besar. Sebagai agen neptunus, aku harus mengenal secara mendalam karakter lautan dan fatamorgananya. Harus cakap dalam berinteraksi dengan alam, sadar dan bawah sadar. Harus bisa mengendalikan segala hal yang memang seharusnya terkendali. Namun bukan dalam hal mengatur yang sudah teratur. Semuanya harus seimbang. Dan pilihan-pilihan tentang rasi bintang mana yang harus aku ikuti. Ya, akulah sang navigator. Si agen neptunus dengan radar terpampang di atas kepala. Selalu bisa menemukan seorang partner agennya yang super-duper menggemparkan dimanapun dia berada.

Analogi perahu kertas dan agen neptunus. Emang ada hubungannya? Entahlah, aku juga ngasal aja mikir ini. Dalam mitologi Romawi, neptunus itu digambarkan sebagai dewa air dan laut. Dia sering dipadankan dengan Poseidon dalam mitologi Yunani. Keduanya serupa tapi tak sak sama. Poseidon maupun neptunus memiliki senjata berupa trisula yang dibuat oleh para Kiklops.

Kemudian imajinasi dan permainan alam pikiran membuat manusia menciptakan sebuah pola yang baru. Muncul istilah agen neptunus. Mereka para agen neptunus ini mengaku sebagai utusan neptunus yang ingin melanjutkan misinya dalam menyelamatkan dunia (kalo ini lebai…). Agen neptunus juga memiliki senjata, tapi tak seperti pada masa dewa-dewi mitologi, senjata yang digunakan saat ini semakin unyu dan kiyut. Perahu kertas dan radar neptunus. Ya, itulah perlengkapan yang dimiliki para agen neptunus saat ini.

Agen neptunus yang super kece ini memanfaatkan perahu kertas sebagai media menyampaikan pesan kepada sang neptunus. Harapan-harapan, mimpi dan cita-cita mereka tulis di atas sebuah perahu kertas dan menghanyutkannya. Mereka yakin bahwa pesan itu akan sampai pada sang neptunus di tempat antah berantah.

Radar neptunus, digunakan para agen untuk berkomunikasi antar sesama agen. Wujud manusia mereka menghambat para agen untuk berkomunikasi sehingga satu-satunya cara untuk saling mengenal sesama agen neptunus itu hanya dengan radar neptunus ini. Kekuatan alam pikiran sangat signifikan dalam menggunakan radar neptunus ini. Hanya agen neptunus asli dan agen neptunus yang telah dilantik oleh agen neptunus asli yang lainlah yang bisa menggunakannya.

Aku si agen neptunus, hidup-tumbuh-berkembang dalam sebuah lingkaran zaman yang sudah sangat berbeda ketika masa moyang. Kini, sangat sulit untuk menemukan agen-agen neptunus asli yang bisa untuk saling berkomunikasi, berbagi peran, perasaan, emosi, kenakalan, kriminalitas, pemberontakan dan sebagainya (lagi-lagi…ini lebai…). Aku si agen neptunus, dengan sangat luar biasa berhasil melantik seorang agen neptunus-non aquarius yang begitu mengesankan. Dia sosok yang menurutku out of the box banget, dia perempuan, suka gak jelas, punya imajinasi yang super duper sangat amat aneh banget, suka kepedean, demen banget tidur di kelas, gemar sok-sokan, sangat-ndeso, rajin kepo (dia masternya…) dan dia tinggal di goa yang tersembunyi dalam sebuah labirin, butuh waktu seabad untuk bisa memecahkan the key of the labirynth.

Tapi dari karakter itu, menurutku dia makhluk yang begitu jujur, jujur dengan dirinya. Itu yang terpenting, karena jika sudah melewati fase untuk bisa jujur pada diri sendiri, kecenderungan untuk selalu jujur dimanapun kapanpun dan apapun sangat tinggi presentasenya. Dia bisa menjadi dirinya kapanpun dan itu tidak mudah untuk semua orang. Kami berdua bukan makhluk biasa, sekarang kami adalah sepasang agen neptunus yang diutus untuk menentukan ke arah mana perahu yang akan kami nakhodai. Aku sih navigatornya kalo dia emmm…pembantu umum aja kali ya (kalo dia baca ini pasti aku digebukin…).

Sekarang kami yakin, bisa menentukan pilihan. Pilihan untuk bahagia sebagai dua agen neptunus yang siap berperang melawan ultraman, power ranger, ninja hattori, digimon, pockemon, jiraiya dan yang jelas kami tak mau melawan spongebob apalagi patrick. Perjalananku sebagai agen neptunus masih sangat panjang, dan harapan selalu datang bahwa dia akan selalu menjadi partner agen neptunusku. Dia akan tetap jadi dirinya sendiri dan memang itulah seharusnya.

Aku ingin menyampaikan pesan, harapan, mimpi dan cita-citaku dan menghanyutkannya di empang sebelah rumah, with my neptune agent partner pastinya. Lewat perahu kertas? Enggak, it’s too mainstream. Bisa nggak ya kalo menghanyutkannya itu pake tudung saji aja? Kami kan orang Jawa jadi ingin melestarikan tradisi Jawa. Jadi kayak larung sesaji gitu, boleh nggak? Kalo nggak, yaudah bisa bikin perahu kertas aja. Tapi kertasnya kertas bekas boleh nggak? Soalnya kan sekarang lagi gencar-gencarnya untuk menghemat penggunaan kertas, karena itu berdampak pada penebangan pohon yang kaitannya dengan global warming. Kami sebagai agen neptunus pilihan kan juga harus aware terhadap isu-isu lingkungan. Kami tidak boleh merusak alam atau melakukan tindakan yang  berdampak negatif pada lingkungan secara semena-mena.

Dear Neptune, greetings from all sides…. 

We are two of your agents are sailing the ocean of life. I knew and we knew that our cruise would not be easy. It would be a lot of waves, sea monsters, storms and occasional loss of direction. But we believe that if we continue to be ourself and believe in what we feel, for sure we will get to the Hoping Island. With the power of Neptune's radar ... we will always be able to find each other.

d(*.*)b <---------> d(^.^)b

The Ocean, Lucky 13 September 2012