Monday, July 23, 2012

Gumaman Senja

sumber: www.cepolina.com
Kini senja datang...
Tak lagi dengan mega mendungnya...
Tapi dengan semu kehitaman bak awan badai di ujung benua...
Apa arti semua ini?

Dua hari yang lalu tiga orang mengetuk pintu pagar depan
Tak tahu apa maksud kedatangannya,
Satu dari mereka tertegun melihat dua engsel pintu depan rumahku terkuak,
Apa yang terjadi kemudian?

Sejujurnya aku tak begitu paham arti rindu,
Aku pun tak begitu pandai untuk menafsirkan jutaan kata cinta,
Mereka selalu bilang,
"Apa yang kau pikirkan selama ini?"

Mereka berkata, aku ini sosok yang dingin...
Mereka bilang, aku ini tak tahu aturan,
Mereka berguman, aku selalu yang jadi topik pembicaraan,
Lalu, apa maumu sebenarnya?

Mungkin senja tak lagi kemerahan,
Saat kami terduduk di depan peron,
Menunggu kereta sore membawa kami pulang,
Pulang menuju kehampaan tak berujung?

Bukankah ini yang kau mau?
Tidakkah ini sebenarnya yang kau tuju?
Benarkah jika hari selalu menjadi saksi setiap tingkah lakuku?
Aku tak percaya pada diriku sendiri, lalu kenapa?

Dua sosok termenung di bawah rembulan...
Rembulan yang selalu jadi perlambang femininitas,
Bagiku terkadang sebaliknya,
Tapi kemudian kami saling bercerita...masa lalu.

Senja...
Izinkan aku melihatnya...


Senja di Menteng, 23 Juli 2012

No comments:

Post a Comment