Perpustakaan Freedom, sumber: jfkoernia.wordpress.com |
Liburan gue semester ini lumayan berwarna loh temen-temen. Walopun
gak ada proyekan perpus dan sejenisnya tapi ada hal lain yang bikin
liburan ini terasa lain dari biasanya. Kali ini gue harus menjalani PKL
(praktik kerja lapangan) yang itungannya termasuk telat daripada temen
satu jurusan seangkatan gue. Yang lain pada udah PKL di liburan semester
empat, sedangkan gue baru bisa di semester enam. Udah deh gausah curhat
kenapa gue ngambil PKL di semester enam ini ya, yang penting bisa aja.
Hehe
Gue dapet tempat PKL di Perpustakaan Freedom, Freedom Intitute, Menteng, Jakarta Pusat, tau kan? Beberapa dari kalian pasti ada yang tau deh kalo udah pernah kesana atau paling gak pernah gak sengaja nemu di site-site internet.
Ya, di situ gue PKL selama lima minggu terhitung mulai 9 Juli sampai 10
Agustus 2012. Sekarang udah berjalan sekitar satu setengah minggu dan
emang sih belum banyak yang gue dapet dan gue pelajari di sana secara
teori. Tapi banyak juga pengalaman lapangan yang gue temukan selama
beberapa hari belakangan di sana.
Hari pertama gue masuk (10/07),
Mas Wahyu (Kepala Perpustakaan Freedom) langsung menjadi tutor gue dan
beliau menunjukkan karakteristik unik sebagai seorang kepala
perpustkaan. Beliau ini menurut gue adalah sosok yang professional dalam
kerjaan tapi bisa santai sesuai dengan tempatnya. Intinya beliau ini
sosok yang pandai menghadapi dan menempatkan diri dalam berbagai
situasi. Ada kan orang yang suka gak nyante waktu kita lagi nyante, gak
bisa serius pas lagi serius. Nah, kalo Mas Wahyu ini sebaliknya.
Lalu
ada Kak Shella, dia ini ternyata senior gue di kampus. Dia angkatan
2005 dan pantes aja gue gak ketemu pas waktu dulu ospek soalnya gue
masuk si doi wisuda. Kalo Kak Shella ini, yang pasti cantik iya, baik
iya, dan rekan-rekan yang lain sih bilangnya dia gendut tapi menurut gue
sih gak gitu-gitu amat kok. Haha. Sebenernya banyak yang mau gue
tanyain ke dia tentang manajemen Perpustakaan Freedom, tapi kayaknya dia
ini sosok yang ketika gue tanya, gue harus punya cara yang tepat dalam
bertanya sehingga jawabannya pun bisa komprehensif. Nah, gue lagi
berusaha nyari metode yang tepat. Kebetulan doi di bagian promosi
perpustakaan, dan gue masih beberapa waktu lagi masuk di bagian itu
untuk mengeksplor lebih jauh .
Di bagian dokumentasi dan audio visual ada Mas Rian dan Mas Aco. Kalo Mas Rian ini sosok yang open banget
sih kalo menurut gue. Dia banyak cerita tentang perjalanan hidupnya
dari jaman kecil, sekolah sampai dia bisa direkrut oleh direksi Freedom
Institute untuk jadi staf dan masuk di Perpustakaan Freedom. Dia
termasuk yang bisa menyirami rohani gue dengan kisah hidupnya. Gue cukup
nyaman kalo ngobrol dengan dia. Sosok ayah yang baik dan bisa mengayomi
anaknya.
Kalo Mas Aco, gue sih belum bisa begitu tau karakternya.
Yang jelas dia itu spesialis terjun di lapangan dalam hal kerjaan. Dia
banyak pengalaman kerja outdoor dan seorang gadget maniac. Kalo ada barang baru, tanya dia deh pasti bakal update. Secara dia kan di bagian dokumentasi jadi ya banyak berhubungan dengan gadget-gadget gitu.
Yang
gak kalah pentingnya di Perpustakaan Freedom ini adalah bagian
kearsipan yang dipegang oleh seorang kakak cantik, Kak Ayu. Dia tiga
tiga-empat tahunan lebih tua dari gue, tapi karena badannya yang kecil
jadi tetep keliatan lucu-lucu gimanaaa gitu deh. Hehe. Gue juga belum
banyak ngobrol sama doi, justru gue rasa dia yang mencoba membuka
obrolan sama gue tapi bingung juga apa yang mau diobrolin. Oke, menurut
gue sebenernya Kak Ayu ini sosok yang mudah diajak ngobrol asal gue
punya topik aja. Tentunya nanti pas gue di bagian kearsipan ini bakal
banyak ngobrol sama doi. Semoga bisa dapet banyak pengalaman tentang
kearsipan dan preservasi bahan pustaka dari Kak Ayu.
Terakhir ada
spesialis fotokopi dan dedengkot Perpustakaan Freedom, Mas Ujang. Beliau
ini sudah bekerja di Perpustakaan Freedom sejak institusi ini berdiri
pada tahun 2002. Pengalamannya di bidang perpustakaan, khususnya bidang
pengolahan cukup mumpuni . Beliau lumayan hapal loh
koleksi-koleksi yang dimiliki Perpustakaan Freedom. Menurut gue, beliau
ini sosok pustakawan yang banyak ditempa oleh pengalaman di lapangan
bukan Cuma dicekoki teori-teori di kelas. Gue masih harus banyak belajar
dari beliau.
Tiga minggu ke depan, gue harus bisa banyak belajar
dan lebih banyak menimba pengalaman dari tutor-tutor gue di atas. Gue
gak mau stigma negatif dari temen-temen gue yang bilang kalo PKL itu
cuma bakal jadi kuli dan gak bisa banyak belajar dari sana terjadi juga
sama gue. Gue harus mematahkan stigma itu dan membuktikan bahwa PKL di
dalam negeri pun bisa dapet ilmu gak kalah banyak daripada di
luar negeri. Kita juga banyak stok pustakawan dan perpustakaan
berkualitas kok, tinggal pinter-pinternya kita aja buat menemukan tempat
dan orang yang tepat untuk belajar.
No comments:
Post a Comment