Thursday, July 19, 2012

First Impression PKL di Perpustakaan Freedom

Perpustakaan Freedom, sumber: jfkoernia.wordpress.com
Liburan gue semester ini lumayan berwarna loh temen-temen. Walopun gak ada proyekan perpus dan sejenisnya tapi ada hal lain yang bikin liburan ini terasa lain dari biasanya. Kali ini gue harus menjalani PKL (praktik kerja lapangan) yang itungannya termasuk telat daripada temen satu jurusan seangkatan gue. Yang lain pada udah PKL di liburan semester empat, sedangkan gue baru bisa di semester enam. Udah deh gausah curhat kenapa gue ngambil PKL di semester enam ini ya, yang penting bisa aja. Hehe

Gue dapet tempat PKL di Perpustakaan Freedom, Freedom Intitute, Menteng, Jakarta Pusat, tau kan? Beberapa dari kalian pasti ada yang tau deh kalo udah pernah kesana atau paling gak pernah gak sengaja nemu di site-site internet. Ya, di situ gue PKL selama lima minggu terhitung mulai 9 Juli sampai 10 Agustus 2012. Sekarang udah berjalan sekitar satu setengah minggu dan emang sih belum banyak yang gue dapet dan gue pelajari di sana secara teori. Tapi banyak juga pengalaman lapangan yang gue temukan selama beberapa hari belakangan di sana.

Hari pertama gue masuk (10/07), Mas Wahyu (Kepala Perpustakaan Freedom) langsung menjadi tutor gue dan beliau menunjukkan karakteristik unik sebagai seorang kepala perpustkaan. Beliau ini menurut gue adalah sosok yang professional dalam kerjaan tapi bisa santai sesuai dengan tempatnya. Intinya beliau ini sosok yang pandai menghadapi dan menempatkan diri dalam berbagai situasi. Ada kan orang yang suka gak nyante waktu kita lagi nyante, gak bisa serius pas lagi serius. Nah, kalo Mas Wahyu ini sebaliknya.

Lalu ada Kak Shella, dia ini ternyata senior gue di kampus. Dia angkatan 2005 dan pantes aja gue gak ketemu pas waktu dulu ospek soalnya gue masuk si doi wisuda. Kalo Kak Shella ini, yang pasti cantik iya, baik iya, dan rekan-rekan yang lain sih bilangnya dia gendut tapi menurut gue sih gak gitu-gitu amat kok. Haha. Sebenernya banyak yang mau gue tanyain ke dia tentang manajemen Perpustakaan Freedom, tapi kayaknya dia ini sosok yang ketika gue tanya, gue harus punya cara yang tepat dalam bertanya sehingga jawabannya pun bisa komprehensif. Nah, gue lagi berusaha nyari metode yang tepat. Kebetulan doi di bagian promosi perpustakaan, dan gue masih beberapa waktu lagi masuk di bagian itu untuk mengeksplor lebih jauh .

Di bagian dokumentasi dan audio visual ada Mas Rian dan Mas Aco. Kalo Mas Rian ini sosok yang open banget sih kalo menurut gue. Dia banyak cerita tentang perjalanan hidupnya dari jaman kecil, sekolah sampai dia bisa direkrut oleh direksi Freedom Institute untuk jadi staf dan masuk di Perpustakaan Freedom. Dia termasuk yang bisa menyirami rohani gue dengan kisah hidupnya. Gue cukup nyaman kalo ngobrol dengan dia. Sosok ayah yang baik dan bisa mengayomi anaknya.

Kalo Mas Aco, gue sih belum bisa begitu tau karakternya. Yang jelas dia itu spesialis terjun di lapangan dalam hal kerjaan. Dia banyak pengalaman kerja outdoor dan seorang gadget maniac. Kalo ada barang baru, tanya dia deh pasti bakal update. Secara dia kan di bagian dokumentasi jadi ya banyak berhubungan dengan gadget-gadget gitu.

Yang gak kalah pentingnya di Perpustakaan Freedom ini adalah bagian kearsipan yang dipegang oleh seorang kakak cantik, Kak Ayu. Dia tiga tiga-empat tahunan lebih tua dari gue, tapi karena badannya yang kecil jadi tetep keliatan lucu-lucu gimanaaa gitu deh. Hehe. Gue juga belum banyak ngobrol sama doi, justru gue rasa dia yang mencoba membuka obrolan sama gue tapi bingung juga apa yang mau diobrolin. Oke, menurut gue sebenernya Kak Ayu ini sosok yang mudah diajak ngobrol asal gue punya topik aja. Tentunya nanti pas gue di bagian kearsipan ini bakal banyak ngobrol sama doi. Semoga bisa dapet banyak pengalaman tentang kearsipan dan preservasi bahan pustaka dari Kak Ayu.

Terakhir ada spesialis fotokopi dan dedengkot Perpustakaan Freedom, Mas Ujang. Beliau ini sudah bekerja di Perpustakaan Freedom sejak institusi ini berdiri pada tahun 2002. Pengalamannya di bidang perpustakaan, khususnya bidang pengolahan cukup mumpuni . Beliau lumayan hapal loh koleksi-koleksi yang dimiliki Perpustakaan Freedom. Menurut gue, beliau ini sosok pustakawan yang banyak ditempa oleh pengalaman di lapangan bukan Cuma dicekoki teori-teori di kelas. Gue masih harus banyak belajar dari beliau.

Tiga minggu ke depan, gue harus bisa banyak belajar dan lebih banyak menimba pengalaman dari tutor-tutor gue di atas. Gue gak mau stigma negatif dari temen-temen gue yang bilang kalo PKL itu cuma bakal jadi kuli dan gak bisa banyak belajar dari sana terjadi juga sama gue. Gue harus mematahkan stigma itu dan membuktikan bahwa PKL di dalam negeri pun bisa dapet ilmu gak kalah banyak daripada di luar negeri. Kita juga banyak stok pustakawan dan perpustakaan berkualitas kok, tinggal pinter-pinternya kita aja buat menemukan tempat dan orang yang tepat untuk belajar.

No comments:

Post a Comment