Tuesday, October 18, 2011

Semut Nangkring di Lidah

Kebiasaan buruk datang, melanda, meng-injeksi kehidupan gue sekarang. Bukan bermaskud lebay tapi memang demikian  adanya. Seperti halnya misalnya, semalem nih ya gue baru aja membunuh makhluk tidak berdosa dan tidak berdaya dengan sewenang-wenang. Seperti tanpa rasa bersalah dengan santainya gue memites seekor semut yang nangkring  di lidah gue.

Bagi sebagian orang mungkin itu biasa, begitu juga bagi gue jika situasi, kondisi, toleransi, pandangan dan jangkauan (disingkat jadi sikon******) tentu akan berbeda. Semalem posisi gue sedang dalam kondisi berpikir, yah, benar! Berpikir! Jarang-jarang kan gue melakukan hal bodoh semacam itu. Bujubuset! Emang gue sebodoh itu ya? (walaupun begitulah kenyataannya tapi setidaknya tidak perlu dipertegas disini deh).

Ketika gue membunuh semut itu, emang belum ada perasaan apapun. Baru setelah gue ambil semut tersebut dari lidah gue dan gue lihat ternyata sudah tidak bernyawa, kok rasanya ada yang ganjil. Ada rasa  penyesalan, kasian, terharu juga yang tiba-tiba muncul. Apalagi kalau gue kaitkan dengan buku etika dari K. Bertens yang sedang gue baca. Sepertinya kok gue sendiri sebagai manusia yang katanya paling beradab justru sudah melakukan tindakan yang immoral (catet! immoral beda dengan amoral ya). Begitulah, sekalipun hanya seekor semut, berarti gue sudah melanggar kaidah kebebasan yang dimilikinya, sebagai makhluk yang kemungkinan di kingdom-nya juga memliki apa yang mungkin mereka sebut Hak Asasi Hewan. Ya Tuhan, sebejat apa aku ini?

Kenapa sebelumnya gue gak berpikir demikian? Gimana kalau seandainya semut yang gue bunuh itu adalah bapak atau ibu semut? Terus gimana nasib anak-anak mereka? Jadi yatim dong? Terus seandainya itu anak semut, gimana juga perasaan orang tuanya kalau tahu anaknya tewas terbunuh dan jenazahnya gak ditemukan? (setelah gue bunuh langsung gue buang gaktau kemana soalnya, sadis banget kan?).

Semut itu kan sama-sama makhluk Tuhan, apalagi mereka punya banyak keistimewaan, suatu mukjizat yang luar biasa. Kalau kita lihat video atau tulisan dari Harun Yahya  tentang keajaiban semut, kita akan tahu betapa makhluk sekecil ini mampu melakukan dan menjadi prototype dalam hal-hal besar.

Sebagaimana kita lihat bahwa ada sekitar 8800 spesies semut yang sangat luar biasa. Mereka berkoloni dan mampu melakukan hal-hal besar di luar kapasitasnya sebagai makhluk lemah. Bagaimana mereka bisa merancang suatu jalan raya (semut atta), metode pertahanan diri yang luar biasa, semut penenun, semut pemanen, semut madu, penguasa taktik yang dimiliki oleh semut api dan sebagainya.
Keajaiban pada Semut

Oleh karena itu, kita sebagai sesama makhluk yang diberi naluri dan kebebasan dalam mengelola alam ini, sudah sepantasnya untuk memiliki masing-masing peri-***  yang pada nantinya akan semakin mendewasakan kita agar saling menghargai dan menghormati sesama makhluk Tuhan, sekecil dan selemah apapun dia.

Masih menyesal, sudah membunuh semut itu semalem. Semoga diterima disisi-Nya dan dosaku diampuni. Amin...

No comments:

Post a Comment