Di Pantai Ngrenehan |
Pantai lagi…pantai lagi…pantai lagi…
Lagi-lagi pantai jadi obyek wisata favorit dan hampir wajib
yang gue datengin pas berkunjung ke heritage
city, Jogja. Kali ini giliran pantai yang yang letaknya di wilayah Gunung
Kidul sebelah barat, Pantai Ngrenehan.
Alesan kenapa Pantai Ngrenehan jadi destinasi pilihan kali
ini sebenarnya tak lepas dari ide yang terlontar dari partner gue, siapa lagi
kalo bukan si agen super mendes Ciwulsky.
“Ambil lurus aja, kita belum pernah kan ngambil jalan lurus
ini? Seringnya ambil kiri terus. Yuk cobain ke pantai yang di jalur lurus
ini…”, demikian si Ciwul berseloroh di simpang tiga yang menuju kawasan timur
Gunung Kidul (belok kiri) dan Barat (lurus terus).
“Boleh juga, tapi mau ke pantai mana nih? Bukannya pantai di
arah ini udah mainstream semua ya?” kataku.
“Iyasih tapi kayaknya ada yang nggak terlalu mainstream deh,
cari aja..”
“Okedeh, kalo Ngrenehan itu sebelah mana ya? Di sana ada
yang jual udang kan?” tanyaku mulai tertarik.
“Nah iya itu, ayok cobain aja ke sana!!!”
“Oke cuss!”
Begitulah akhirnya kami memutuskan untuk ambil jalur lurus.
Tepatnya di mana simpang tiga ini, cari aja lah ya sendiri kalo pada main ke
wilayah Gunung Kidul, pasti bakal nemuin simpang tiga ini deh.
Penampakan eksotisme Pantai Ngrenehan |
Setengah perjalanan lewat jalur ini, kami sadar kalo
sebenernya jalan ini bakal lebih cepet ditempuh lewat jalur selatan (belok
kanan di pertigaan arah Playen—nama desa .red). Jalur yang bisa ditempuh hanya
satu jam perjalanan pun kami tempuh dua jam lebih karena kami harus menempuh
jalur kurva (muter kayak tapal kuda gitu deh). Syukurnya, jalur menuju Pantai
Ngrenehan ini sudah bagus, meskipun tanjakan turunan serta kelokan tajam kerap
ditemui sepanjang perjalanan.
Sampai di tujuan, waktu hampir menunjukan pukul 13.00 WIB
dan langsung bergegas ke arah pantai. Suasana di Pantai Ngrenehan cukup ramai,
banyak warung-warung berjejer di depan pantainya bareng sama parkiran dan satu
mushola. Di bibir pantainya bersandar puluhan perahu nelayan dengan nama-nama
unik di lambung perahunya. Pantai Ngrenehan memang salah satu pantai di Gunung
Kidul yang ramai dengan nelayan dan tempat pelelangan ikan.
Nelayan Ngrenehan baru pulang melaut, diserbu pengunjung. |
Hamparan pasir putih di sepanjang pantai yang tidak terlalu
lebar ini sangat menggoda untuk dijamah, tapi gue bareng Ciwul justru menyusuri
tepian pantai menuju ke arah barat di bawah karang-karang besar. Kami ingin
menikmati pantai ini di jalur yang nggak mainstream, seperti biasa. Di area
karang besar ini, kami berdua bercanda dan bermain-main air serta laiknya dua
demigod tentunya beradu kekuatan yang sudah bisa ditebak…nggak jelas gitu. Tapi
gue seneng, bisa liat dia senyum hingga ketawa lepas. Apa lagi yang lebih
membahagiakan…
Dua demigod ini emang paling keren... |
Puas mainan di sini, karena air laut pun mulai naik dan
takut nggak ada jalur pulang (soalnya ketutup air pasang) , akhirnya kami move
on ke area pasir yang emang sangat menggoda itu. Ciwul langsung beraksi mentang-mentang anaknya
Poseidon si penguasa laut (katanya…), doi nyebur ke air dan main
ciprat-cipratan gitu. Intinya sih pengen difoto sebenernya. Oke deh gue jabanin
aja…seneng juga liatnya, dan gue pun ketularan jadi pengen mainan juga, hahaha.
Di pantai ini juga, kami pengen nyobain pose foto sambil
lompat yang naujubileh susahnya dapetin momen yang tepat. Tapi hasilnya ya
lumayan dan selalu bikin senyam senyum sendiri tiap liatin hasilnya, baik yang
jadi maupun yang kacau bener.
Tapi ini juga nggak kalah keren..byurrrr! |
Hari makin menggelap, keliatan kan tuh mataharinya mulai
ketutup bukit di sebelah barat. Kami berbenah dan membersihkan badan seadanya
di kamar mandi tepi pantai. Bayar dua rebu perak, bebas bebersih semaunya dan
sebersihnya. Kelar berbenah, kami lanjut ke warung karena perut mulai
bergejolak, kecapekan mainan air dan lompat-lompat nyari momen buat foto yang
pas bikin laper broooh…
Salam peaaaace buat babeh Neptunus! |
Warung-warung di Pantai Ngrenehan ini jual aneka seafood yang
bahannya juga merupakan hasil tangkapan nelayan sekitar. Kalo waktunya pas,
kita juga bisa langsung beli berbagai hasil tangkapan nelayan langsung dan
kemudian minta dimasakin di warung terdekat, sensasinya pasti keren kan. Tapi
sayangnya karena kami udah kesorean, jadi tinggal seadanya di warung aja dan
gue milih udang jadi menu utamanya. Dimasak pake sambel ijo ala
chef-yang-gue-nggak-tau-siapa-namanya, rasanya lumayan juga. Partner gue lahap
juga makannya. Doi juga penggemar seafood soalnya, klop deh.
Dan...satu...dua...tiga...happ!!! |
No comments:
Post a Comment