Friday, May 17, 2013

One Stop Tourism at Pantai Jogan: Saat Air Terjun Bertemu Pantai

Pantai Jogan
Tidak banyak di dunia ini untuk bisa menikmati dua pesona alam ini secara langsung di satu tempat satu waktu. Sepengetahuan gue sih kalo pengen liat air terjun dan pantai bersamaan itu kayak McWay Waterfall di California, Kilt Rock Waterfall di Isle of Skye (Skotlandia), Duden Falls di Laut Antalya (Turki), atau yang agak deket di Pulau Jeju (Korea Selatan) ada namanya Jeongbang Waterfall. Kalo di Indonesia ada juga air terjun yang langsung ke laut kayak Air Terjun Temburun di Anambas, dan Air Terjun Toroan di Sampang (Madura). Tapi apa gue harus pergi sejauh itu buat menikmati dua pesona alam itu?

Nah, jawabannya adalah ternyata kita nggak perlu jauh-jauh ke Sampang, Anambas, bahkan ke negerinya para girl-boy-band atau California untuk menikmati pesona itu, loh. Karena eh karena di Jogja ternyata ada tempat yang tidak kalah eksotisnya dengan yang sudah disebut-sebut di atas. Tempat ini adalah Pantai Jogan.

Pantai Jogan terletak di Gunung Kidul juga. Akses jalannya sama dengan menuju Pantai Siung. Setelah pos pintu masuk ke Pantai Siung, akan bertemu dengan pertigaan di kanan jalan dan di situ ada papan kayu yang bertuliskan “Pantai Jogan”. Jalan menuju ke pantai ini memang masih belum terkelola dengan baik tapi cukup lumayan karena sudah disemen berupa jalan setapak yang bisa dilalui mobil. Sampai di pantai, bagi yang baru pertama kali ke pantai ini akan bingung di mana letak pantai dan air terjun yang tadi dibicarakan. Oke sebentar…bayar parkir dulu ya dua rebu perak. Kita langsung turun… Loh kok turun?

Memang pantai dan air terjunnya itu ada di bawah tempat parkir. Jadi kita harus turun lewat igir-igir karang yang dibatasi dengan pagar bamboo sebagai pegangan. Dari jalan turun itu sudah bisa dilihat air terjun yang dimaksud. Gue dateng pas musim-musim nggak hujan sih jadi debit air terjunnya pun kecil tapi lumayan lah masih ada airnya.

Pantai Jogan ini terlihat seperti sebuah ceruk besar yang berbentuk tapal kuda dengan bagian dasar ‘U’ nya adalah Grojogan Manten itu. Memang pantainya nggak terlalu luas dan strukturnya adalah bebatuan, lebih ke batu kali dan karang.  Area pasir pantainya sedikit dan pantai ini belum begitu popular sehingga belum dikelola secara maksimal. Ini jadi ketertarikan tersendiri, mengunjungi pantai yang masih asri dengan keaseliannya, belum tersentuh dengan modal-modal yang kadang justru merusak esensi naturalitas dari pantai itu sendiri. Hanya ada sedikit pedagang di area Pantai Jogan. Area parkirnya tidak cukup luas, hanya menampung sekitar 30-40an motor saja. Sedangkan untuk mobil, ya bisa dibayangin aja, nyukupnya berapa, nggak nyampe sepuluh mobil palingan.

Grojogan Manten
Nama Jogan dari pantai ini pun diambil dari “grojogan” yang artinya air terjun. Sedangkan air terjunnya dinamai “Grojogan Manten” yang berarti Air Terjun Pengantin. Coba dicari sendiri ya asal muasal nama Grojogan Manten ini. Gue mengartikan Grojogan Manten ini dari fenomena alam yang jarang-jarang ini aja. Jadi istilah “manten” atau pengantin adalah prosesi ikrar dua pihak atau orang yang memiliki karakter masing-masing untuk menjalin hubungan yang serius dalam ikatan yang kuat, selalu bersama dalam suka dan duka selamanya. Nah dalam hal ini, ikrar itu muncul dalam bahasa alam antara pihak pantai dan air terjun untuk menjalin hubungan yang harmonis itu sepanjang hayat. Kemudian berlangsunglah pernikahan diantara keduanya dan berjanji untuk selalu bersama selamanya dengan peran masing-masing. Mereka berbeda tapi bisa bersatu dalam kebersamaan. Air terjun membawa air tawar sedangkan pantai membawa air asin, tapi mereka bisa harmonis dan membentuk suatu pesona yang luar biasa bagi siapa saja yang merasakannya. Oke, ini interpretasi gue dalam imajinasi yang cukup gila, tapi masuk akal kan?

Grojogan Manten ini setinggi sekitar lima meter dan lebar empat meter. Jika musim penghujan tentu volume airnya lebih besar dan sangat keren. Tapi keuntungannya dateng pas musim nggak hujan adalah, kita bisa turun dan mainan air di bawah air terjun itu nggak taku terlalu licin atau volume air yang terlalu besar. Setidaknya bisa lebih hati-hati karena airnya tidak terlalu besar. Di bawah grojogan adalah batu-batu besar kecil sebagai pijakan, hati-hati ya licin. Ada juga goa-goa kecil di sekitar grojogan yang lumayan buat ngumpet-ngumpet gitu. Betah rasanya untuk berlama-lama di pantai ini. Melihat ke arah selatan, langsung terhampar deburan ombak yang menghempas bebatuan di bibir pantai. Suaranya yang khas membuat kita semakin larut dalam terapi alam yang menenangkan.

Gue & Ciwul, background ombak Pantai Jogan
Dua pesona alam yang menjadi one stop tourism ini layak untuk dilestarikan. Saat ini pengelolaannya memang belum baik tapi seiring perkembangan  menurut gue pembangunan bakal menjangkau Pantai Jogan ini. Gue saran ya buat siapapun pihak pengembangnya untuk tetap menjaga etika lingkungan dan kelestarian ekosistem pantai ini. Jangan sampai karena nafsu dan keserakahan malah mengorbankan sisi lingkungan itu sendiri. Jika pembangunan yang dicanangkan nantinya seiring dan seimbang dengan kelestarian lingkungannya, alam pun pasti akan mendukung bagi kemaslahatan sosial masyarakatnya.

No comments:

Post a Comment