Tuesday, May 8, 2012

Perhimak Ui Fest 2012: Kebersamaan dalam Sebuah Gelaran Budaya

Salah satu pertunjukan di Perhimak UI Fest 2012

Dewasa ini, istilah kebersamaan telah mengalami pergeseran makna seiring pergerakan arus zaman. Ada yang mengartikan kebersamaan sebagai sesuatu yang baik (dalam artian positif) ketika diwujudkan dalam bentuk-bentuk yang konstruktif, missal dalam gotong-royong, guyub-rukun, wadah-wadah social kemasyarakatan dan kemanusiaan, dan sebagainya. Namun, pelak ada pula yang memberikan definisi negatif pada kebersamaan ketika terminologi ini direfleksikan dalam bentuk-bentuk yang dekonstruktif, semisal kelompok demonstran yang anarkis, kelompok separatism berdalih kebersamaan, kumpul kebo atas nama kebersamaan, dekaka.

Fenomena itu mengusik sanubari pemuda-pemudi kreatif masa kini untuk kembali meraup makna kebersamaan kembali pada terminology awalnya. Berbekal semangat kebersamaan, paguyuban mahasiswa daerah yang menamakan dirinya sebagai Perhimak UI merangkul paguyuban-paguyuban mahasiswa daerah di UI untuk mengadakan sebuah festival budaya bertajuk “Pelangi Budaya Nusantara”.

Eva, sebagai moderator talkshow
Diikuti oleh 15 paguyuban daerah dan didukung oleh lebih dari 20-an paguyuban lain, event yang berjudul “Perhimak UI Fest, Our Culture Our Pride” sukses terselenggara pada Sabtu (5/5) kemarin. Bertempat di Aula Utama Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia, event tersebut cukup menarik antusiasme pengunjung yang datang. Didapuk sebagai visioner, Perhimak UI berusaha mengonsep acara yang luar biasa dan bermakna. Selain festival budaya yang berupa pertunjukan seni dari masing-masing paguyuban daerah yang terlibat, juga ada diskusi dan talkshow seputar pengembangan potensi daerah untuk kemajuan bangsa yang menghadirkan pembicara diantaranya Tukimin (perwakilan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata), Khamami (Ketua Perkumpulan Pedagang Nasi Goreng Jabodetabek), Widio (Ketua Forkat Asrama UI 2010) dan dimoderatori oleh Maya Ayu Permata Sari (4th Runner-up Putri Pariwisata Indonesia 2009) dan Eva Septriani Sianipar (4th Runner-up Putri Pariwisata Indonesia 2011).


Maya Ayu Puspita Sari
Tidak kalah menarik, di luar aula juga ada booth pameran fotografi hasil seleksi kompetisi yang bertema “Potensi Budaya Daerah yang Terpendam”. Teras aula juga tak ketinggalan menjadi ajang bagi paguyuban daerah unjuk aksi membuka bazaar kuliner, pernak-pernik dan kerajinan khas dari daerahnya masing-masing.

Festival budaya daerah yang berlangsung dari pukul 8.00 WIB pagi ini diakhiri dengan presentasi final dari 3 tim business plan yang lolos tahap seleksi awal. Tema business plan ini pun tidak jauh dari “Pengenmbangan Potensi Daerah untuk Kemajuan Ekonomi”, karena itu memang jadi focus acara ini.

Tiba di penghujung acara saat pemenang kompetisi dari masing-masing kategori diumumkan, mulai dari kompetisi fotografi, lomba karikatur, business plan hingga apresiasi untuk paguyuban dengan penampilan dan pertunjukan terheboh. Kebersamaan yang harmonis dan energy positif melingkupi segenap partisipan yang telah menyukseskan acara ini dari awal hingga akhir. Keyakinan kami, generasi muda, semakin mantap bahwa budaya adalah sesuatu yang dapat menyatukan manusia di balik keberagamannya. 

Ke depannya, semoga event serupa bisa digencarkan lagi untuk menggugah dan melestarikan kembali budaya daerah dan semangat kebersamaan bagi pemuda-pemudi bangsa. Tentunya dengan persiapan yang lebih matang, baik dari segi dekorasi, tata panggung, stand, bazaar, booth fotografi yang lebih menarik dan sebagainya.

Culture is us.
We make it.
We shape it as we love it to be.

No comments:

Post a Comment