Thursday, April 11, 2013

Kontemplasi Absurditas Sisyphus karya Albert Camus

Parodi Myth of Sisyphus | distilleryimage
Sudah lama rasanya sejak terakhir kali membaca filsafat. Mungkin tiga bulan yang lalu ketika saya membaca Myth of Sisyphus-nya Albert Camus. Saya ingat waktu itu saya baca itu karena ada tugas dari dosen. Tugas untuk menganalisis berbagai macam karya sastra dengan dikontemplasikan pemikiran tokoh filsafat eksistensialis. Secara garis besar karya ini menceritakan tentang Sisyphus yang dikutuk dewa untuk menggelindingkan batu dari kaki gunung ke puncaknya. Berkali-kali pekerjaan itu dilakukan dan berkali-kali pula batu itu menggelinding ke kaki gunung. Kata para dewa, tidak ada hukuman yang lebih mengerikan daripada melakukan pekerjaan yang sia-sia dan tanpa harapan.

Sisyphus adalah sosok pria tangguh dan gigih dalam ketidaktaatannya pada aturan dewa. Itu ditunjukkan dengan berbagai pelanggaran berat yang berkali-kali dia lakukan. Mulai dari membocorkan rahasia mengenai penculikan Aegina putri Aesopus oleh Jupiter. Sisyphus juga mencoba mengambil kematian dari rantai dewa. Pluto yang tidak tahan dengan kelakuannya tersebut bahkan mengirimkan Mars, si dewa perang untuk mengatasinya. Tidak berhenti sampai di situ, ketika Sisyphus mati dan berada di neraka, dia mencoba mengetes cinta istrinya. Hingga kemudian dia meminta izin untuk kembali ke dunia, tapi dia kelewatan dan tidak mau kembali ke neraka. Akhirnya Merkurius kembali menangkapnya di bumi untuk mengirimkannya kembali ke neraka dengan batu-batu yang telah disiapkan untuknya. Sungguh, Sisyphus adalah pelanggar aturan terhebat yang pernah saya kenal meskipun hanya lewat literatur. Dia bahkan bisa menggoyah keseimbangan Olympus, para dewa-dewi kalang kabut oleh kelakuannya.
Beginning to think is beginning to be undermined. Society has but little connection with such beginnings. The worm is in man's heart. That is where it must be sought. One must follow and understand this fatal game that leads from lucidity in the face of existence to flight from light.
Demikian salah satu kalimat yang menarik bagi saya di dalam Myth of Sisyphus. Mulai berpikir adalah mulai dirusak. Apa maksudnya? Kita kadang kurang begitu sadar ketika kita memulai sesuatu, sesuatu yang lain juga sedang dimulai dalam diri kita, entah di mana itu, tersembunyi, menggumpal dan pada saatnya dia menunjukkan diri, dia akan menunjukkan pula hakikat aslinya. Entah dia akan memupuk apa yang telah dimulai sebelumnya ataukah menggerogotinya bagaikan parasit pada inangnya.

Absurditas hadir di dalamnya, ketika ketidakbermaknaan dalam hidup mewarnai setiap jengkal perjalanan. Cacing-cacing itu ada dalam hati dan itulah yang harus dicari. Tak semuanya cacing-cacing itu menjadi parasit kan? Ada kalanya sesuatu yang buruk itu baik untuk sesuatu yang baik dan sesuatu yang baik tak selalu baik untuk yang baik. Relativitas berlaku di setiap segi kehidupan manusia kecuali satu, relativitas itu sendiri. Yang harus dilakukan oleh seorang manusia dalam hidupnya adalah melawan absurditas yang muncul itu. Ketidakbermaknaan dalam hidup harus dihidupi dengan melawannya dan membuatnya menjadi bermakna. Seseorang bisa mengerti kebermaknaannya dengan hadirnya orang lain dan lingkungan. Meskipun ada kalanya menyendiri itu penting dalam rangka mencari hakikat kesendirian dan ‘diri’ itu sendiri, namun bersosialisasi dan berkomunikasi dengan banyak orang adalah hal yang patut dilakukan dan itu bermakna lebih dari sekedar bermakna.

Sekarang siapa yang mengatakan bahwa hidup ini adalah permainan? Kalau memang demikian, benar adanya dan ini adalah sebuah permainan yang sangat besar dan menakjubkan. Bayangkan saja, berapa banyak karakter yang dimainkan di sana, berapa latar dan setting yang dikembangkan, berapa isu yang muncul kemudian, seberapa detail penggambarannya. Ini game yang luar biasa dan butuh skill mumpuni untuk mampu menyelesaikannya, bahkan untuk naik tiap level yang tak tahu sampai level berapa game ini akan menjadi akhir dari akhir. Absurditas berperan penting dalam game besar ini. Ketika absurditas muncul, banyak hal yang mungkin terjadi; game jalan di tempat, atau bahkan game over. Sangat tidak bermakna ketika ketidakbermaknaan itu dibiarkan begitu saja tanpa adanya perlawanan. Sesungguhnya bahkan dengan atau tanpa disadari begitu banyak bonus level yang kita jumpai di sepanjang perjalanan game ini. Kadang ketika kita sadar, kita mengabaikannya dan melewatkannya begitu saja. Ada juga beberapa orang lain yang sebaliknya. Berarti kita kalah satu langkah dari mereka. Namun ada kalanya kita tak sadar sama sekali dengan munculnya bonus itu sehingga orang lain yang melihatnya langsung menyerobotnya dan ketika kita sadar kemudian mengklaimnya dan menyebutnya mengambil hak kita. Masuk akalkah ini?

Lalu apa sebenarnya yang kita cari dalam hidup? Kebahagiaan? Sebagian besar orang berasusmsi bahwa tujuan akhir manusia di dunia adalah untuk mencapai kebahagian hidup. Benarkah demikian? Coba pikirkan apa itu kebahagian, definisikan kebahagiaan menurut kita masing-masing. Bahkan bahagia itu adalah sesuatu yang relatif dan absurd. Di mana ada kebahagiaan yang sebenarnya? Kita berpikir bahwa melakukan apapun saat ini adalah untuk bahagia di masa yang akan datang. Tapi di mana titik ‘masa yang akan datang’ itu berada?

Sesungguhnya bahagia itu adalah representasi dari momen di masa lalu. Kebahagiaan hanya ada di masa lalu. Kebahagiaan itu adalah sesuatu yang dimunculkan akibat dari pengalaman di masa lalu. Kita bisa mengatakan momen ini bahagia adalah sesuatu yang pernah terjadi sebelumnya dan kejadian serupa tidak mungkin akan terjadi di lain waktu dengan sama. Mungkin kejadian bisa berulang tapi konteks dan suasana apapun yang mendukung kejadian itu tak akan pernah sama. Jadi masih berpikir kebahagiaan itu nyata? Saya sih masih…meskipun terbatas. Terbatas dalam artian, memang kebahagiaan adalah sesuatu yang absurd dalam arti yang sebenar-benarnya. Namun seperti sebelumnya bahwa manusia hidup memiliki kemampuan untuk melawan absurditas dalam hidupnya dan itu berarti manusia pun memiliki kemampuan untuk melawan absurditas kebahagiaan itu. Kita bisa menciptakan kebahagiaan kita jika mau. Saya menggarisbawahi pada kata ‘jika mau’. Terkadang manusia memiliki kesempatan dan kemampuan untuk menciptakan kebahagiaannya tapi dia tidak mau sehingga akhirnya tetap terpenjara dalam absurditas kebahagiaannya di masa lalu yang tak akan pernah didapatkannya.

Akhirnya, apa yang sebenarnya harus dilakukan oleh manusia? Benar, pertanyaan itu sederhana tapi sangat rumit untuk menjawabnya. Namun pada intinya ialah hidupi hari ini sebaik dan sebaik mungkin yang bisa kita lakukan, apapun yang terjadi di masa yang akan datang, pastikan itu adalah buah terbaik yang dapat kita petik dari apa yang kita tanam di hari ini. Apapun itu kita harus dapat bertanggungjawab dengan segala pilihan kita di hari ini untuk menciptakan masa depan. So, berpikirlah sebelum menentukan pilihan itu. Dan ingat… beginning to think is beginning to be undermined!

1 comment:

  1. Pemikiran yang menarik.... semoga terus berkembang.... .. Saya ingin berbagi article tentang Wawancara dengan Albert Camus (imajiner) di http://stenote-berkata.blogspot.com/2018/08/wawancara-dengan-albert.html

    ReplyDelete