Tuesday, April 9, 2013

Sisi Gelap Manusia

meski berkali-kali kukatakan dan kuyakini
bahwa manusia adalah gudangnya khilaf
namun cibiran tetap menohok sinis
sembari bisik-bisik lewat pintu belakang
merendahkan menghina dan segala kata usil

tapi tak mengapa
sebab manusia memeang cenderung diperbudak nafsunya
dan memperbudak sesamanya
pemuda manislaku di muka kedua orang tuanya
yang ternyata berjalan mengitari pusat perbelanjaan
mencari mangsa perempuan tua yang nampak berpunya

sekedar menyapa agar ada kelanjutannya
menjual cinta, tubuh dan asmara
demi lembaran kertas berharga yang dipertukarkan untuk kebutuhan mewah bergengsi
dari pekerjaan yang mudah tanpa keringat berarti
jadi jangan dikira hanya makhluk berbuah dada yang pandai menjaja
karena para pemiliki buah zakar pun punya khilaf nafsu kebinatangan yang membahana

sisi gelap manusia
mudah sekali digelar dari dalam selimut rapat terkunci
memperagakan dirinya bagai pria tampan tampilan murni
bertanggung jawab atas segala langkah dari hari ke hari
sementara di rumah sungguhlah merana anak istri
berbalut nasi campur terasi sebaskom yang harus sampai rata dibagi
sembari nestapa... yang tak berkesudahan
bagai menunggu godot yang tak kunjung muncul hingga hari berganti

sisi gelap manusia
yang begitu mudahnya berbusana silih berganti
sebentar tertutup rapat besok dibuka sampai buah dada tersembul bagai menanti
dan di atas meja bar menari-nari
gelap, ramang, dengan segala colekan banyak jemari lelaki
esoknya kembali tampil dalam acara siraman rohani
menyimak takzim bagai tak pernah ada kejadian apapun semalam yang terjadi...

hitam legam bagai minyak dalam penggorengan yang tak berganti
terlempar tahu tempe kumal dengan segala bakteri
itulah manusia oportunis sejati
sisi gelap pun bisa terlihat meliuk-liuk bagai lampu kerlap-kerlip silih berganti

semua terjadi karena lembaran kertas
yang dianggap bisa mengangkat derajat sampai jauh ke atas
dalam hidup amatah berketetapan ikhlas
bagi sisi gelap manusia yang tiada perduli pada penderita yang diinjak rizkinya sampai amblas

riak air comberan pun tertawa
sebab mereka menganggap dirinya asli comberan yang tak perlu tertutupi emas berkilau
dan bau asli seasli-aslinya menohok tajam ke mana-mana
agar sisi gelap manusia tak perlu lagi bersembunyi di kolong meja
semua diperbudak oleh nafsu, ambisi, bahkan alat kemaluannya
sehingga segalanya semakin gelap.. gelap.. gelap...
dan menjadi gulita selamanya

thanks to tante linda djalil for the inspiration.

No comments:

Post a Comment