Sunday, February 12, 2017

Pantai Gesing: Nuansa Lokal yang Begitu Kental

Suasana di Pantai Gesing | Dok. @ambrcwls
Niatan kami untuk menyambangi pantai ini sebenarnya sudah dari pertemuan sebelumnya. Waktu itu kami baru sempat ke Pantai Wohkudu dan Pantai Kesirat. Padahal jika dilihat dari sisi akses jalan, Pantai Gesing ini masih satu jalur dengan kedua pantai tersebut. Mmm...tapi memang karena satu dan lain hal pada kunjungan pertama, alhasil baru kita realisasikan di pertemuan selanjutnya. Intinya kan, mission accomplished, ya nggak? Hehehe

Ok, ngomong-ngomong soal Pantai Gesing, pantai ini mulai ramai dikunjungi traveler sekitar 2014 ketika Jogja mulai booming dengan aktivitas explore yang tentunya digawangi oleh kaum-kaum muda. Para explorer, begitu kami menyebutnya, ini mulanya dalam rangka hunting foto-foto keren untuk diunggah di media sosial, khususnya instagram. Berawal dari aktivitas ini, Pantai Gesing dan banyak pantai juga tempat wisata lainnya terangkat pamornya di kalangan instagramer yang rata-rata anak muda masa kini, bukan masa gitu. Pantai Gesing yang memang sudah sejak dulu (entah kapan, kami kesulitan mencari sumber primernya) dikenal sebagai pantai nelayan, mulai menjadi alternatif wisata bagi turis-turis lokal berkat foto-foto menarik yang viral di media sosial. Foto-foto keren yang menggugah rasa penasaran dan keinginan untuk eksis ini ternyata sangat ampuh untuk menggaet minat masyarakat berkunjung ke Pantai Gesing.

Akses menuju pantai ini sudah sangat bagus menurut kami, Sepanjang jalur start kami di daerah Embung Tambakboyo hingga parkiran Pantai Gesing, semuanya sudah beraspal. Pun dikarenakan kesoktahuanku yang berakibat kami sempat nyasar dan harus lewat sedikit jalan semen yang di beberapa bagiannya rusak. Padahal jika mengikuti jalan yang benar, tak harus melewati itu semua. Ya sudahlah, namanya juga anak gaul (???). Akses yang benar bisa dilihat pada peta di bawah ini. Jalurnya memang sama seperti menuju Pantai Wohkudu dan Pantai Kesirat, tetapi sebagai catatan bahwa belok kanannya beda dengan jalur pantai itu. Dari pertigaan yang menuju Pantai Wohkudu, lanjut lagi ke arah timur sekitar 150 meter, baru belok kanan. Nah, dari situ tinggal mengikuti jalan terus saja sampai dihadang oleh pos retribusi dan bayar Rp8000,- untuk dua orang (parkir dan tiket masuk).
Jalur yang kita tempuh menuju Pantai Gesing via Jalan Imogiri - Panggang | Sumber: Google Maps
Pantai Gesing ini terlihat kecil dan sempit, atau karena saat itu pas ramai dan banyak perahu nelayan yang bersandar ya? Tapi memang itu keunikan pantai nelayan satu ini. Saat berkunjung, selain disuguhi pemandangan pantai yang aduhai apalagi saat kami ke sana ombak sedang sangat tenang, juga dapat dilihat aktivitas nelayan dengan segala kesibukannya. Selain turis biasa dan nelayan, banyak juga pengunjung yang sengaja membawa joran pancing sembari menebar kail di sana. Ya, di pantai ini juga menjadi salah satu spot favorit para pemancing. Ikannya? Ya harus coba dulu mancing di situ, siapa tahu dapat giant traveli, atau ikan cucut atau ikan tongkol yang fenomenal itu.

Pantai ini berupa teluk yang di kanan-kirinya diapit oleh tebing-tebing. Tebing sebelah barat bisa dinaiki dan banyak juga spot foto bagus di sana. Sayangnya, kami tak sempat mencobanya keburu capek dan lapar. Ngomong soal lapar, jangan khawatir, di area parkir banyak dijumpai warung yang menyediakan menu-menu seafood dengan bahan-bahan yang tentunya fresh from the sea, hasil tangkapan para nelayan. Kami sempat mampir dan ingin pesan udang atau cumi, tapi saat itu ternyata sedang tidak tersedia. Hanya ada menu ikan-ikanan. Ya sudahlah, alternatif berikutnya saja yang kami pesan, mi rebus.
Senyum idola... | Dok. @ambrcwls
Saat bersama, dunia serasa milik berdua, yang lain mah KPR (??) | Dok. @ambrcwls
Tak ada catatan yang terlalu spesial tentang pantai piknik ini selain foto-foto yang kuambil. Ya, foto ala-ala seperti biasa dengan otak pelaku pastinya si partner kesayangan satu itu. Well done, dear. Satu hal yang membuat tak ada catatan spesial untuk pantai ini mungkin juga karena segala sesuatunya nampak terlalu biasa, serasa sudah pernah, aksesnya terlalu mudah yang padahal seringnya kami mencari pantai yang aneh-aneh, aksesnya sulit, kudu treking lah, kudu lewatin segerombolan monyet lah atau minimal jaraknya yang lumayan jaaaaaauh, sehingga pas nyampe semacam ada rasa berpuas diri. Kalau menuju pantai ini, rasanya semua nampak mudah, selain sedikit kenyasaran yang fix karena faktor kesoktahuanku. Tetapi bersyukur itu pasti karena minimal buat Ciwul, the beach always heals everything and we know it...
She's a Catch and I'm a Keeper... | Dok. @ambrcwls
Bonus!!! Sampai ketemu lagi di destinasi kami berikutnya... | Dok. @ambrcwls

No comments:

Post a Comment