View dari atas Pura Luhur Uluwatu |
Kami sampai di parkiran Pura Uluwatu sekitar pukul lima sore
WITA. Yapski, belum ketinggalan sunset dong. Bayar parkir, parkir motor, kemudian langsung membeli tiket
masuk untuk dua orang sebagai wisatawan dalam negeri meskipun wajah kami kebule-bulean (hehehe..) memakai selendang karena saya pake celana pendek untuk menghormati area peribadatan, kamipun masuk ke area pura. Sebelumnya beberapa
orang sempat menawarkan diri sebagai pawang kera, maksudnya jadi pawang (guide) untuk
melindungi kami dari kera-kera liar yang ada di area pura ini. Tapi kami
memilih untuk melindungi diri kami sendiri dengan doa dan kewaspadaan. Sudah diingatkan
untuk tidak menggunakan benda-benda yang mencolok perhatian, termasuk topi,
perhiasan, kacamata. Yang lain-lain oke lah ya, tapi kalo kacamata, gimana
nanti aku bisa jalan coba kalo tanpa kacamata. Akhirnya kacamata tetep aku pake
dengan syarat kewaspadaan tingkat tinggi. Anw, kami berdua pake kacamata semua
kok.
Fyi, Pura Uluwatu ini berdiri di atas bukit karang terjal
dan tinggi, menjorok ke arah laut. Kalo orang Bali menyebut pura ini sebagai
Pura Sad Kayangan yang dipercaya sebagai penyangga 9 arah mata angin. Awal mula,
Pura Uluwatu digunakan sebagai tempat memuja seorang pendeta suci dari abad
ke-11 bernama Empu Kuturan. Selanjutnya diturunkan sebagai tempat pemujaan bagi
pendeta suci berikutnya, Dang Hyang Nirartha. Pendeta ini konon ceritanya
mengakhiri perjalanan sucinya dengan ‘moksa’ atau ‘ngeluhur’ di pura ini. Kata terakhir
inilah yang menjadi cikal bakal nama Pura Luhur Uluwatu.
Terus, karena letaknya yang berada di barat daya Bali dengan
lokasi yang menjorok ke laut, Pura Uluwatu ini punya pesona sunset yang luar
biasa epic. Ini pula yang menjadi daya tarik jutaan wisatawan untuk berkunjung
ke Pura Uluwatu selain karena kearifan dan kekentalan budayanya.
Para wisatawan tengah menunggu sunset di sepanjang tangga-tangga Pura Uluwatu |
Serunya, aku jadi salah satu korban keisengan kera nakal
itu. Jadi ceritanya pas lagi asik-asiknya menikmati sunset dengan spot yang
strategis, keluar pagar dan menempatkan badan di atas batu untuk hunting foto,
tanpa diduga-duga seekor kera bertengger di pundak. Awalnya sempet kaget dan
nggak sadar juga apa yang diembat sama si kera tadi itu. Ciwul pun sempet
berteriak mengingatkan tapi sudah terlambat karena ternyata kera iseng itu
sudah menyambar kacamataku. Hiks. Kacamataku raib diembat sama kera naka
penghuni uluwatu, dan dengan santainya setelah dia mengambil kacamataku terus
bertengger di atas batu sambal mainin kacamata hasil embatannya itu. Kayak yang
mukanya tuh ngeselin, sambal ngelewein..”rasain kacamata elu gue embat nih!”
Kesel nggak? Kesel lah..tapi apa mau dibuat…
We said 'peace' through the sunset |
Detik-detik sebelum kera nakal ngembat kacamataku, pas lagi take this epic picture |
Pura Luhur Uluwatu, riwayatmu kini dan nanti... |
Begitulah, setelah kejadian itu, kami bersiap keluar area
pura karena hari mulai gelap dan kabarnya semakin gelap, kera-kera di sana akan semakin liar. Terbukti sih, pas
jalan keluar di sepanjang jalan menuju pintu gerbang sudah bersiaga pawang-pawang
kera yang siap dengan ketapelnya untuk menolong pengunjung yang diisengin sama
kera-kera nakal.
Terlepas dari semua itu, Pura Luhur Uluwatu emang super
epic. Aku ngebayangin dulu jaman abad kesebelas, Sang Empu Kuturan berhasil
menemukan tempat suci yang bakal jadi tempat pemujaan yang tepat kemudian dia
membangun pura ini dari awal di atas bukit karang setinggi 98 meter di atas
permukaan laut. Dan yang pasti entahlah dengan kekuatan atau tenaga apa yang dia
gunakan sehingga akhirnya kita, generasi ke sekian sekian sekian bisa menikmati pesona
keluhuran Pura Luhur Uluwatu ini. Cuma agak sedih juga sih ngeliat turis-turis,
baik dalam maupun luar negeri yang iseng banget foto-foto jamaah yang sedang
berdoa di area pura yang ‘maaf’ bisa dibilang tanpa sopan santun. Bisa aja
mereka mengganggu kekhusyukan para jamaah yang tengah berdoa itu.
Karena narsis sudah jadi bagian hidup kami, terutama yang depan itu, muehehehe... Dan ini kenangan terakhir sebelum kacamata diembat sama kera nakal, hiks. |
No comments:
Post a Comment