sumber: beritajakarta.com |
Terkait dengan berita seputar demo hari ini (27/3) sungguh WOW! sekali antusiasme warga Indonesia dalam menyambut fenomena kenaikan harga bbm ini. Semua kalangan tampak berlomba untuk menyuarakan aspirasinya, gak mahasiswa, LSM, aliansi-aliansi, kelompok masyarakat, serikat-serikat pemuda, semuanya turun ke jalan.
Di depan gedung DPR, siang tadi sekitar 100-an mahasiswa mengepung halaman dan pintu masuk gedung dan sempat mengganggu arus lalu lintas di sekitar kolong jembatan Senayan sampai depan gedung DPR. Massa sempat dihadang pasukan anti huru-hara dan dari kepolisian hingga akhirnya dapat ditertibkan.
Hingga siang tadi, massa yang turun ke jalan semakin banyak dari hilir mudik berganti antar kelompok. Seperti kelompok yang menamakan dirinya sebagai Konami (Konsolidasi Nasional Mahasiswa Indonesia) yang masuk ke area istana di merdeka selatan terakhir. Sekitar 600-an mahasiswa tergabung dalam massa ini. Namun ketika di Gambir, suasana hujan dan dingin ternyata tidak menyurutkan panasnya atmosfer massa Konami ini. Sekitar 200 mahasiswa terlibat lempar botol dan batu di sekitar Gambir tersebut. Polisi dengan tameng dan bantuan water canon berusaha mengamankan aksi anarkis massa ini. Hingga pukul 17.00WIB sudah ada 12 mahasiswa yang diamankan.
Di Samarinda, lain lagi aksi yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menentang kenaikan harga bbm ini. Dari sumber yang gue dapet, ada kelompok mahasiswa yang menyatakan aksinya dengan melakukan shalat ghaib di SPBU jalan Kesuma Bangsa. Aksi ini menurut gue cukup unik, karena shalat ghaib itu biasanya kan buat orang yang udah mati, nah ini sepertinya wujud ekspresi mahasiswa yang menganggap pemerintah pusat saat ini sudah mati nuraninya.
Tidak hanya gerakan mahasiswa, ternyata gerakan yang berdiri dari dunia maya, Fesbuker Indonesia, juga turut turun ke jalan menyatakan aspirasinya. Sekitar 500 anggota FI ini melakukan aksi di sekitar gedung DPR/MPR siang ini. Ini sebagai wujud kepedulian gerakan media yang kadang dianggap destruktif secara moral, tapi bagi mereka ada wujud kontribusi lain yang bisa mereka lakukan, salah satunya melalui aksi ini.
Kota lain di utara Jateng, Semarang, juga tidak ketinggalan. Berbagai kelompok mahasiswa, aliansi buruh, dan partai politik juga turun ke jalan. Mereka menganggap bahwa BBM naik, otomatis harga kebutuhan naik, biaya transportasi, pendidikan dan kesehatan juga ikutan naik. Dimana letak kepedulian pemerintah? Untuk itulah, berbagai kelompok ini melakukan aksi unjuk rasa di beberapa titik lokasi di Semarang.
sumber: beritajakarta.com |
Tapi apa kita pernah merenung, apa yang kita tuntut saat ini adalah aspek humanis dari pemerintah yang begitu rasional dalam menetapkan kebijakan ini (penaikan harga BBM). Indonesia memang negara produsen minyak, tetapi yang masih begitu tergantung pada investasi asing dalam mengelola dan mengeksplorasinya. Ditambah lagi, sistem ekonomi kita yang memungkinkan harga komoditas ekonomi ditentukan oleh mekanisme pasar.
Saat ini harga minyak dunia tengah melambung, dan ini berdampak pada harga minyak Indonesia yang notabene mengimpor dari luar negeri untuk kebutuhan dalam negeri. Otomatis biaya naik, harga naik, dan subsidi sudah tidak memungkinkan lagi untuk menutupi biaya produksi/pembelian minyak kita sehingga akhirnya harus dikurangi. Adanya pengurangan subsidi BBM inilah yangf mengakibatkan harga BBM naik.
Banyak yang bilang sebenarnya BBM naik itu gak masalah, tapi asal harga-harga lain tidak ikutan naik. Emang itu yang kita harapkan, tapi kita lihat lagi ekonomi kita,harga-harga faktor ekonomi yang satu dengan yang lain selalu saling terkait. Ketika harga faktor ekonomi yang satu naik, akan berimbas pada harga faktor ekonomi yang lain. Begitu pula pada kasus BBM ini. Indonesia bukan China yang bisa bebas menaikan harga BBM tapi pemerintah bisa dengan tegas memerintahkan untuk harga kebutuhan lain tidak naik. Itu karena China menganut sistem Demokrasi Terpimpin. Indonesia ya Indonesia,
BBM, kebutuhan pokok masyarakat, kritis. |
Sudah seharusnya masyarakat dan pemerintah saling berkordinasi dalam mengatasi problem ini. Bahan bakar minyak bukan tidak mungkin suatu saat nanti akan (dan pasti) habis jika kita tidak memanfaatkannya dengan bijak. Selagi masih ada, jangan sia-siakan kesempatan untuk saling membahu, menghemat dan mengalokasikannya dengan benar. Pemerintah dalam menetapkan kebijakan juga tidak hanya berdasarkan akal rasional tetapi juga harus memperhatikan aspek humanis sosial masyarakatnya. Ketika dua hal itu sudah selaras, maka konsekuensi yang ada juga akan diterima dengan terbuka secara akal, nalar dan kemanusiaan.
Hidup mahasiswa! Hidup masyarakat Indonesia! CEPET MAJU DONG BANGSAKU!!!
Indonesia, 27 Maret 2012
No comments:
Post a Comment