Friday, March 30, 2012

Acara Memuakkan di Nusantara V, DPR/MPR RI

Gedung Hijau, tempat tikus-tikus yang katanya negarawan dan visioner
Rabu (28/3) kemarin, kami dapet undangan ikut talkshow dari stasiun tv (sebut saja inisialnya Metro TV) dan tempatnya di area gedung DPR/MPR, Nusantara V. Dua puluh lima berangkat dari kampus UI Depok, tapi kebetulan kami berangkat terpisah-pisah, ada yang pake motor, pake kereta nyambung trans jakarta, ada juga yang pake bus kota. Gue termasuk yang naik kereta nyampe Cawang terus nyambung trans jakarta sampai Halte JCC.

Sampe depan gerbang DPR, kita dihadang petugas keamanan, kebetulan sih waktu itu masih ada beberapa massa yang sedang berdemo walopun jumlahnya gak begitu banyak, puluhan mungkin. Di pos penjagaan kami ditanya keperluannya apa, dan siapa yang bertanggung jawab. Ya karena emang kita udah resmi punya janji dengan stasiun tv yang dimaksud akhirnya kita diperbolehkan masuk, dikawal satu petugas dan seorang dari stasiun tv.

Masuk area syuting, persiapan udah lengkap kayaknya (menurut gue sih begitu), kami pake almamater, sambil nunggu rombongan temen kami 8 orang yang tertahan di pintu gerbang DPR, sama seperti kami tadi awal. Semua kumpul, narasumber sudah, pembawa acara sudah, mulai nih yang bikin males. Persiapan dari stasiun tv yang tadinya gue pikir udah kelar eh ternyata masih kacau. Mic belum beres lah, lampu gak jelas lah, dan directornya pun seperti gak mempersiapkannya dari awal.

Alhasil, acara molor sampe 1 jam lebih. Gila 1 jam lebih kita disuruh nunggu tanpa dikasih konfirmasi apapun. Perut laper, ada aja temen yang ribut mau cepet pulang, dan ocehan-ocehan sejenisnya yang sebenernya gue juga rada enek lama-lama disitu. Dan kesalahan pertama gue dimulai. Kami kelaparan waktu itu, kondisi belum makan siang, dan pihak penyelenggara 'belum' ngasih jatah makan siang, akhirnya inisiatif kami jalan ke koperasi di situ buat nyari roti atau kue lah buat ganjel perut.

Eh ternyata yang lain ngikut juga, dan pas kami di dalem koperasi, ada yang bilang suruh ambil aja makanan sama minuman, ntar gausah mbayar buat kompensasi kemoloran jadwal. Gue mikirnya sih itu dari pihak stasiun tv yang bayarin, so gue sante aja lah ambil kue sama jus terus balik ke tempat duduk, makan.

Satu jam lebih terbuang percuma, akhirnya acara dimulai, talkshow dengan 'bapak-bapak yang terhormat' wakil rakyat. Ada dua sesi talkshow, yang tadinya kami pikir cuma satu sesi, dan ini juga yang nantinya bikin kami pulang malem. Pokoknya narasumbernya ada wakil fraksi partai demokrat, PDI, PKS sama wakil MPR.

Obrolan 4 Pilar, ini nih talkshownya
Pembawa acara mulai membuka talkshow, sesi pertama dengan tema "Mencari sosok pemimpin yang negarawan dan visioner untuk 2014" dan yang kedua yaitu "Menyambut pemilu 2014". Gue udah mulai enek banget di acar tersebut pas narasumber-narasumber itu mulai ngomong. Dg santainya, gue pun mau dengerin celotehan mereka di depan kamera. Seorang ketua fraksi di DPR yang ternyata tidak lebih pintar dari DALANG. Pandai mengatur ekspresi untuk menunjukkan citra dirinya di depan masyarakat. Shit! Kesialan terbesar hari itu adalah gue harus tau fakta itu. 

Kesalahan terbesar gue pas di Nusantara V hari itu, kenapa gue gak bisa mencecar 'bapak-bapak yg terhormat' itu. Emang waktu itu mahasiswa gak diberi kesempatan buat ngasih feedback kepada 'tikus-tikus tengil senayan' itu sih. Omongan mereka sangat teoritis tapi sama sekali gak praktis. Enek gue dengernya, harusnya udah lempar sepatu aja.

Kesimpulan gue dengan 'bapak-bapak di DPR/MPR' waktu itu, mereka sangat pragmatis, gak ada yang jenius, inkonsisten dengan omongannya dan super ribet. Konsep jenius yang gue tau, bisa mengonstruksi suatu solusi dari masalah yang rumit menjadi sesuatu yang simple, mudah dipahami dan aplikatif. Sedangkan bapak2 dari DPR/MPR tadi justru sbaliknya, bikin sesuatu yg sebenernya sederhana jadi ribet dan semakin ruwet. 

Kasian gue liatnya, gimana bisa orang-orang kayak gitu dikasih kepercayaan untuk membuat suatu kebijakan yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Negarawan dan visioner, tapi tokoh yang ditampilkan justru yang pinter ngomong doang tapi minim aksi.

Maafkan kami Tuhan, masih sempet narsis disini.



No comments:

Post a Comment