Awal mula gue bikin blog ini, sempet kepikiran tuh buat
ngeshare artikel-artikel motivasi gitu. Sampe akhirnya gue nggak fokus dan
hampir semua topik dan tema gue taroh aja di sini (meskipun nggak semua-muanya
juga..) mulai dari urusan rumah tangga (gue belum berkeluarga), urusan kuliah,
kehidupan sehari-hari, hal-hal yang kepikiran di otak gue, lagu-lagu yang nggak
jelas tapi bisa-bisanya gue tulis, sampai pada travel blog.
Yang terakhir itu mulai getol gue gandrungi sebenernya
semenjak gue ketemu sama partner yang luar biasa. Siapa dia, kalo beberapa kali
pernah mampir blog kumuh gue ini, kemungkinan besar bakal tau. Ya, karena
hampir di setiap postingan blog gue yang berkaitan dengan traveling, pasti ada
doi, kecuali pas naik gunung (ini salah satu mimpi gue buat ngajakin doi naik
gunung, suatu saat nanti..hehehe).
Hampir dua tahun, kita bersama, gue dan doi jalan bareng,
jadi partner suka maupun duka, sedih seneng, bahagia nestapa (halah..) sampai
berbagi kekonyolan juga sama-sama. (hampir) Dua tahun memang bukan waktu yang
lama atau juga waktu yang sebentar karena selama hampir dua tahun itu jadi masa
buat kita berdua saling mengenal satu sama lain.
Pun meski, sejauh gue berusaha mengenal dan semakin gue
mengenal doi, justru semakin banyak yang gue rasa belum tau darinya. Istilahnya
tuh, semakin gue mendalami sebuah misteri justru semakin banyak misteri yang
ternyata berkaitan dan ingin gue ungkap. Begitupun kami yang notabene penuh
misteri yang entah apapun itu, pahit manis pengen kita rasain bersama.
(hampir) Dua tahun kami menjadi sepasang kekasih, sepasang
partner yang memulai kealayan dengan gelar “Neptune
agent partner”. Boleh kalian tau kok, kami ini semenjak terlantik menjadi
sepasang partner, sudah harus menjalin hubungan yang keras. Kenapa keras? Karena
kita terpisah oleh sesuatu yang keras yaitu jarak, apa yang anak gaul sekarang
menyebutnya dengan long distance
relationship – LDR. Bahkan raisa pun sampe nyanyiin lagu pun tentang
hubungan kami ini, saking ngehitsnya (??).
Oke, jarak ini emang yang membentuk hubungan kami menjadi
sesuatu yang keras, cenderung ke berat. Gimana enggak, di saat orang lain
pacaran jarak dekat, ceweknya minta jemput ke kampus, tinggal cus jemput. Lah kami,
cuma bisa saling memerhatikan lewat pesan singkat atau chatting. Di saat,
misalnya salah satu sakit, kami cuma bisa saling mendoakan dari jauh sembari
terus merasa khawatir dengan kondisi partnernya. Sementara mereka yang pacaran
jarak dekat, bisa setiap saat saling mengunjungi, menjenguk. Dan tentunya,
banyak hal-hal lain yang sangat jauh berbeda antara hubungan kami yang keras ini
dengan gaya pacaran jarak dekat yang konvensional.
Kemudian apa yang membuat kita bisa bertahan sejauh ini? Kalo
semisal aja ada yang nanya begitu, gue jawab sederhana aja kok: niat. Sesederhana
itukah? Entahlah, karena demikian pendapat gue. Apa kata orang, whatever ever
ever ever lah…
Kenapa niat ini menjadi begitu penting dalam hubungan kami
ini, tak lain karena inilah yang jadi kunci yang menguatkan kami dalam segala
kelemahan-kelemahan. Dari awal kita memulai sebuah hubungan ini dengan niat
yang ikhlas, bukan sekedar main-main atau mengejar status. Kami punya misi yang
jauh lebih besar dari itu semua. Kami punya mimpi, harapan dan cita-cita berdua
yang lebih besar dari sekedar status atau main-main pacaran fiktif belaka. Kami
niatkan itu semua, meskipun tak semuanya terucap, gue percaya doa kita sama
untuk sesuatu yang sakral berdua.
Kemudian dari niat itulah termanifestasi ke hal-hal nyata,
bagaimana kita terus menjaga komunikasi, bagaimana kita saling memberikan kasih
saying dalam keterbatasan, bagaimana kita tetap berusaha saling melindungi
dengan jarak yang tak dekat, bagaimana kita saling peduli, bagaimana kita
menyelesasikan masalah, bagaimana kita bisa tetap bermanja ria di udara, dan
banyak lagi manifestasi dari niat yang benar tadi dalam membangun sebuah
hubungan.
Hari ini, masih 34 hari lagi menuju dua tahun anniversary
kami dalam menjadi sepasang partner. Banyak hal yang sudah kita lewati, jalani,
daki bersama, turun bersama sampe berkelak-kelok pun bersama. Tak banyak yang
tahu duka kami sebagaimana juga tak banyak yang paham bagaimana cara kami
berusaha bahagia bersama. Kita memang punya mimpi masing-masing, harapan yang
sedikit banyak berbeda atau juga cita-cita yang agaknya bersinggungan, tapi itu
semua jadi batu loncatan buat kita melompat lebih tinggi. Bukan, bukan satu-satu…tapi
kita, berdua. Menyatukan hal yang sama sudah biasa, tapi menyatukan perbedaan
akan jadi tantangan yang menarik buat kita bisa jadi partner yang lebih kuat
dari sebelum-sebelumnya.
Sayang, teruslah kita bersama. Waktu memang masih panjang,
tapi aku yakin jarak kita semakin dekat. Allah Yang Maha Tahu, tapi Dia
menunggu. Teruslah kita meminta sama Dia, teruslah kita bertawakkal di
jalan-Nya. Insya Allah, jarak kita semakin dekat…
No comments:
Post a Comment