Life is a choice.. |
Huh hah huh hah!!!
Lama banget rasanya sejak terakhir kali gue mosting di blog.
Berapa ribu momen terlewatkan buat gue share di sini? Berapa juta kata-kata
yang luput gue sampaikan lewat portal maya ini? Ampundeh… saking (sok) sibuknya
akhir-akhir ini sampai kehilangan kebahagiaan dan kemerdekaan gue dalam menulis
dan mencurahkan segala hal lewat tarian jari-jari di keyboard.
Detik ini gue mulai lagi, harus mulai dari awal dan meskipun
begitu belum tentu juga bisa sama seperti dulu. Sedih rasanya ketika
kebahagiaan ini terenggut oleh yang namanya rutinitas yang gue sendiri belum
bisa mengaturnya. Entahlah, mau gimana juga nantinya bakal harus gue jalanin
dengan sungguh-sungguh dan istiqomah (ceileeeh…bahasa gue udah kayak
ustad-ustad ye..).
Begini rasanya memulai hari baru dalam strata kehidupan gue.
Setelah lulus kuliah beberapa bulan lalu (bener-bener beberapa bulan lalu loh—bikos
baru Agustus 2013 kemarin gue wisuda), kehidupan
udah berubah. Lulus (alhamdulillah) langsung dapet kerjaan di salah satu
perusahaan korea di bilangan sudirman sana, cukup mengobati paranoia gue soal “nanti
setelah wisuda mau ngapain?” momen. Banyak hal yang gue dapetin di sana, mulai
dari temen-temen baru yang super baik (mas berry, uci, esa, ima, mba titi, mba
widya, dkk) yang berhasil membangunkan jiwa-jiwa usil dan kreativitas gue. Kenal
orang-orang seperti mereka adalah anugerah yang bener-bener gue syukurin. Meskipun
mereka orang baru (begitu juga gue bagi mereka) tapi nggak kentara juga gap
antara kita. Umur, jenis kelamin, latar belakang nggak jadi soal buat kita. Dari
san ague belajar soal menghargai waktu, menghargai orang dan kinerja orang lain.
Kantor gue emang nggak begitu saklek soal jam kerja tapi
bukan berarti bisa seenak jidat juga
dateng kapan aja jam berapa aja. Biarpun begitu, yang gue lihat sih, karyawan
di sana pada rajin-rajin juga dan tetep berpegang pada “8 jam kerja + 1 jam
istirahat”. Jadi kalo masuk jam 6 pagi ya pulangnya jam 3 sore, kalo masuk jam
8 ya pulang jam 5 sore. Begitu deh pokoknya, dan yang gue lihat sih semuanya
berjalan teratur sebagaimana mestinya.
Dan semuanya harus berakhir ketika pada akhirnya gue harus
pindah kerja ke kantor baru dengan status sebagai abdi negara. Ya gue diterima
sebagai pe-en-es di Badan Standardisasi Nasional. Tadinya dan dulunya, gue sama
sekali nggak kepikiran buat jadi PNS karena nggak tau kenapa ya sentimen gue
soal PNS itu banyakan negatif daripada positifnya. Sementara kini, justru gue
tercebur dalam kubangan ini. Apakah ini karma ataukah takdir yang berkehendak
demikian? Gue positif thinking aja deh soal ini. Ini jalan hidup gue dan toh
kalo nggak pengen jadi PNS ngapain kemarin-kemarin ikutan ujian-ujian yang
berkali-kali itu dan super ribet. Ya, ini emang jalan hidup yang harus gue
jalanin.
Soal sentimen negatif pada PNS ini coba gue banting dengan
self motivation bahwa “justru itulah yang ingin gue ubah, PNS nggak melulu negatif
dan terkenal gaji buta, PNS juga bisa berprestasi dan berkinerja baik, gue
harus bisa jadi agen perubahan, biarlah stigma-stigma buruk masyarakat itu
menjadi lecutan pribadi agar jadi lebih baik demi bangsa negara dan tentunya
keluarga gue sendiri”.
Besok, hari pertama gue masuk kerja di Badan Standardisasi
Nasional setelah sebulan kemarin Diklat Prajabatan di Jatinangor, Bandung.
Semoga apa yang gue jalanin, apa yang jadi ladang hidup dan penghidupan gue selalu
bisa jadi ladang ibadah sehingga gue bisa bekerja, beramal dan beribadah dengan
satu niatan, lillahi ta’ala…
No comments:
Post a Comment